Saat IHSG Merana, Duo Raksasa Rokok GGRM-HMSP Tebar Cuan
Harga saham dua raksasa rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT H. M. Sampoerna Tbk (HMSP) kompak menguat.
IDXChannel – Harga saham dua raksasa rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT H. M. Sampoerna Tbk (HMSP) kompak menguat, di tengah merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan saham big cap, pada Rabu (28/9/2022).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.23 WIB, harga saham GGRM melonjak 7,44% ke Rp24.550/saham dengan nilai transaksi Rp67 miliar dan volume perdagangan 2 juta saham.
Dengan kenaikan ini, harga saham GGRM berhasil menembus (brekaout) pergerakan rerata dalam 10 hari terakhir (MA10).
Kendati demikian, harga saham GGRM dalam fase penurunan (downtrend). Sepanjang 2022 (ytd), saham ini anjlok 19,77%, dalam setahun turun tajam 25,27%, dan dalam 3 tahun terjun hingga minus 69,27%.
Sementara, dalam 5 tahun belakangan, saham emiten yang melantai di bursa sejak 1990 ini sudah ambles 65,91%.
Bersama GGRM, saham HMSP diperdagangkan di harga Rp925/saham, naik 4,52% dibandingkan hari sebelumnya. Nilai transaksi saham HMSP sebesar Rp27 miliar dan volume perdagangan 30 juta saham.
Seperti saham GGRM, saham HMSP juga mengalami downtrend yang panjang. Secara ytd, saham ini turun 4,15% dan dalam setahun minus 11,48%.
Bahkan, dalam kurun 3 tahun terakhir, harga saham anak usaha PT Philip Morris Indonesia ini terjungkal hingga minus 69,47% dan dalam 5 tahun belakangan anjlok tajam 76,34%.
Kabar teranyar, GGRM melebarkan sayap bisnisnya di berbagai lini usaha selain rokok.
Satu di antaranya adalah proyek KPBU Bandar Udara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur senilai Rp10,8 Triliun, proyek yang digarap melalui entitas anaknya bersama pemerintah.
Direktur & Corporate Secretary GGRM, Heru Budiman, memastikan proyek ini tidak berhubungan dengan industri rokok.
"Apakah Dhoho berkaitan dengan industri rokok, tidak sama sekali, karena Dhoho itu mulai diprakarsai segala macam itu sebelum Covid. Tentu kita mengharapkan profit (dari bandara)," tegas Heru Budiman dalam Public Expose, Jumat (16/9/2022).
Pernyataan tersebut memperjelas bahwa proyek Bandara Dhoho bukan merupakan exit-strategy, tetapi justru diversifikasi bisnis perseroan dalam senjakala industri rokok, yang sempat menjadi pembicaraan di kalangan investor dan pelaku pasar modal.
Selain menarget laba, bandara yang rencananya akan mulai beroperasi pada akhir 2023 itu juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi penduduk sekitar Kediri untuk jangka panjang.
Terkait dengan bisnis inti di industri rokok, Gudang Garam memilih menaikkan harga demi menekan dampak beban pita cukai yang menguras omzet dan profit perseroan. GGRM bahkan telah menaikkan harga di bulan Juli dan September.
Alih-alih meluncurkan produk baru dengan kisaran harga yang murah, GGRM justru memilih mempertahankan produk lama dengan mengerek harganya mengingat biaya cukai bernilai sama bagi perseroan.
"Untuk diketahui, sampai di bulan Juli dan September itu kita sudah ada kenaikan harga, yang tidak akan nampak (di kinerja keuangan) pada paruh pertama 2022," kata Direktur & Corporate Secretary GGRM, Heru Budiman dalam Public Expose 2022, Jumat (16/9/2022).
Terkait HMSP, soal kinerja semester I-2022, laba bersih perusahaan anjlok di minus 26,27 persen menjadi Rp3,05 triliun. Padahal, di periode sama tahun lalu, HMSP masih mampu membukukan laba bersih hingga Rp4,13 triliun.
Merosotnya laba bersih HMSP disebabkan oleh membengkaknya pengeluaran untuk cukai rokok. Adapun per semester I-2022, pita cukai HMSP mencapai Rp36,71 triliun. Ini berkontribusi sebesar 73,89 persen terhadap beban perusahaan.
Kenaikan kedua saham tersebut pada Rabu ini kontras dengan turunnya IHSG yang minus 0,09 ke 7.105 di tengah memerahnya saham-saham utama.
Sebut saja, harga saham emiten platform on-demand dan e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 1,59%, raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) melorot 1,44%.
Nama lainnya, bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) masing-masing melemah 0,44% dam 0,28%.
Memerahnya IHSG terjadi seiring anjloknya bursa Asia dan global. Untuk menyebut contoh, Nikkei 225 Index (Tokyo) turun tajam 2,22%, Hang Seng Index (Hong Kong) minus 2,19%, dan Shanghai Composite Index tergelincir 0,75%.
Sentimen negatif soal kenaikan suku bunga, eskalasi perang di Ukraina yang berimbas pada potensi krisis energi eropa, hingga risiko resesi global menjadi kabar negatif di pasar hari-hari belakangan ini. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.