Saham Asia Menanjak, Pasar Abaikan Kenaikan Inflasi AS
Saham-saham Asia naik pada Kamis (14/9/2023) pagi.
IDXChannel - Saham-saham Asia naik pada Kamis (14/9/2023) pagi. Investor memperkirakan kenaikan inflasi Amerika Serikat pada Agustus 2023 kemungkinan tidak akan memicu kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Dilansir dari Reuters, para investor kini mengalihkan fokus mereka ke pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB).
Indeks MSCI yang terdiri dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4% pada awal perdagangan. Nikkei Tokyo naik 0,8% ke level tertinggi satu pekan.
Tingkat inflasi tahunan AS pada Agustus 2023 menanjak menjadi 3,7%, tertinggi dalam 14 bulan. Kenaikan harga bahan bakar mengangkat harga konsumen AS.
Meski demikian, inflasi inti tahunan melambat menjadi 4,3%, sesuai dengan perkiraan pasar.
Imbal hasil Treasury awalnya melonjak lebih tinggi, begitu pula dolar AS, sebelum akhirnya lonjakan keduanya mereda.
Imbal hasil Treasury 10-tahun mengakhiri sesi New York sedikit lebih rendah satu basis poin dan turun satu basis poin lagi di awal sesi Asia menjadi 4,24%. Imbal hasil obligasi dua tahun sempat melonjak di atas 5%, namun terakhir berada di angka 4,97%.
“Saya pikir sebagian besar pasar sudah siap menghadapi rebound inflasi, mengingat kenaikan harga energi global yang pesat,” kata Glenn Yin, kepala penelitian dan analisis AETOS Capital Group di Melbourne.
S&P 500 naik 0,1% dan kontrak berjangka naik 0,2% di Asia. Kontrak berjangka Eropa datar.
Pergerakan saham di Asia sebagian besar tidak terlalu besar, dengan Hang Seng naik 0,2%, Kospi di Korea Selatan naik 0,9% dan pasar China daratan datar. (WHY)