Saham Asia Turun Tipis, Pasar Tunggu Data Inflasi AS
Saham-saham Asia sedikit menurun pada pembukaan perdagangan Senin (25/9/2023).
IDXChannel - Saham-saham Asia sedikit menurun pada pembukaan perdagangan Senin (25/9/2023). Pekan lalu, mayoritas bank sentral memberikan pesan bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu lebih lama.
Dilansir dari Reuters, para investor saat ini menunggu data inflasi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pasar juga terus memantau prospek pemulihan ekonomi China.
Indeks MSCI dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1% pada Senin pagi, setelah pekan lalu anjlok 2,3% ke level terendah baru dalam 10 bulan.
Indeks Nikkei Jepang naik 0,2%. Indeks berjangka S&P 500 dan indeks berjangka Nasdaq naik 0,1%.
Saham-saham China melonjak 1,8% pada Jumat di tengah harapan membaiknya pertumbuhan. Libur panjang di China akan menjadi ujian utama apakah kepercayaan dan belanja konsumen mulai bangkit kembali.
Para investor obligasi masih belum pulih dari proyeksi suku bunga Federal Reserve AS yang lebih hawkish pekan lalu. Sikap Hawkish The Fed membuat pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga.
Pengukur inflasi yang disukai oleh The Fed, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti, diperkirakan akan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,2% pada Agustus, tidak berubah dari Juli. Data AS lainnya yang akan dirilis pekan ini termasuk PDB dan klaim pengangguran mingguan.
Di pasar mata uang, dolar AS masih bertahan di dekat level tertinggi enam bulan,
Imbal hasil Treasury 10 tahun berada di 4,4519%, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 16 tahun di 4,508% pada Jumat. Imbal hasil dua tahun berada di 5,1140%, turun dari level tertinggi 17 tahun di 5,2020% yang dicapai pekan lalu.
Harga minyak lebih tinggi pada Senin, tidak jauh dari level tertinggi dalam 10 bulan. Minyak mentah berjangka Brent naik 0,5% menjadi USD93,73 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga naik 0,5% pada USD90,47.
Harga emas datar di USD1,923.88 per ons. (WHY)