MARKET NEWS

Saham WIKA-ADHI Cs Trend Reversal, Bisa Sentuh Level Segini

Aldo Fernando - Riset 23/06/2023 12:45 WIB

Saham emiten BUMN Karya sedang dalam tren pembalikan arah setelah mengalami downtrend yang panjang.

Saham WIKA-ADHI Cs Trend Reversal, Bisa Sentuh Level Segini. (Foto: MNC Media)

IDXChannelSaham emiten BUMN Karya sedang dalam tren pembalikan arah setelah mengalami downtrend yang panjang. Suntikan dana dari pemerintah di tengah masalah keuangan yang mendera menjadi katalis positif bagi saham perusahaan.

Sebagaimana diketahui, ada empat emiten BUMN Karya, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Nama terakhir, WSKT, sedang terkena suspensi atau penghentian sementara perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 8 Mei 2023 seiring adanya penundaan pembayaran bunga ke-11 Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 (WSKT04CN1).

Nilai utang Waskita memang jumbo. Total liabilitas (kewajiban, termasuk utang) mencapai Rp84,38 triliun per 31 Maret 2023. Sedangkan, total ekuitas Waskita hanya Rp8,72 triliun.

Belum lagi, ada dugaan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Waskita, termasuk Wijaya Karya.

Namun, pemerintah tampaknya tetap akan menyelamatkan proyek Waskita.

Teranyar, pemerintah akan menggelontorkan anggaran khusus untuk menyelesaikan pengerjaan sejumlah ruas tol milik WSKT.  Dana segar tersebut masuk dalam Penyertaan Modal Negara (PMN) 2024.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, komitmen pendanaan tersebut sudah dibicarakan antara Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan DPR RI. Nantinya, pembiayaan itu masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Buku 2024.

"Ini sudah ada komitmen, supaya bisa masuk di APBN 2024, kita sudah bicara dengan Kementerian Keuangan, sudah di bawah ke DPR juga, nah ini dalam proses," ujar Tiko dalam sesi wawancara dengan salah satu TV Nasional, Senin (19/6/2023).

Sebelumnya, Wijaya Karya juga akan mendapatkan PMN Rp8 triliun untuk 2024.

Kabar terbaru, pihak Wijaya Karya menjelaskan, saat ini tengah dilakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap keuangan perusahaan. Hal terkait dengan PMN senilai Rp8 triliun tersebut.

Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan, proses verifikasi tengah berlangsung. Pihaknya bersikap terbuka atas langkah audit lembaga auditor internal negara tersebut.

"Sikap WIKA akan menerima dan siap untuk bekerja sama dengan BPKP. Iya pak, saat ini sedang dalam proses," ujar Mahendra saat dikonfirmasi MNC Portal, Selasa (20/6/2023).

Mahendra mengaku, proses verifikasi dilakukan BPKP terlebih dahulu, sebelum dana segar itu diterima dan digunakan WIKA.

Suntikan Pemerintah Jadi Katalis Positif

Ketiga saham BUMN karya di atas, minus WSKT yang sedang ‘digembok’, menemukan momentum reversal alias pembalikan arah ke atas dalam jangka pendek setidaknya sejak awal Juni lalu.

Sejak 5 Juli 2023 hingga sesi I Jumat (23/6), saham WIKA, misalnya, melonjak 47,47 persen ke Rp540 per saham. Walaupun, catatan saja, selama setahun belakangan saham ini masih minus 42,86 persen dan sejak 3 tahun terakhir ambles 52,42 persen.

Kemudian, saham ADHI melesat 40,23 persen sejak 30 Mei 2023 hingga Jumat (23/6) ke level Rp466 per saham. Seperti WIKA, saham ADHI juga masih downtrend jangka panjang, minus 23,45 persen dalam waktu setahun dan anjlok 19,69 persen dalam waktu 3 tahun belakangan.

Saham PTPP juga melesat 16,66 persen selama 30 Mei 2023 hingga Jumat (23/6) ke angka Rp595 per saham. Dalam setahun, saham PTPP masih minus 35,68 persen dan dalam 3 tahun turun 16,20 persen.

Pengamat pasar saham Michael Yeoh menilai, dana talangan dari pemerintah selalu menjadi katalis positif bagi emiten terkait.

Bailout dari pemerintah selalu menjadi katalis positif (bagi emitennya). Melihat pergerakan saat ini yang direspons positif oleh pasar, saat ini BUMN karya terlihat reversal,” jelas Michael Yeoh saat dihubungi IDXChannel, Jumat (23/6).

Namun, kata Yeoh, perjalanan BUMN Karya masih panjang.

Ini karena, imbuh dia, BUMN Karya masih harus membuktikan pembukuan dan kinerja yang positif “di tengah momen pemilu 2024.”

“Peran kebijakan pemerintah amat penting bagi sektor ini. Kalau saya, menilainya saat ini neutral,” lanjut Yeoh.

Melihat kondisi saat ini, Michael Yeoh memberikan target price (TP) terdekat untuk WIKA di angka Rp740 per saham, PTPP di harga Rp730 per saham, dan ADHI di kisaran Rp660 per saham. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE