Sentimen China hingga Ancaman Resesi Global Paksa Harga Minyak Terkoreksi
Dari Amerika Serikat, data industri terbaru menunjukkan ada kenaikan stok minyak mentah.
IDXChannel - Sejumlah sentimen negatif membebani pergerakan harga minyak mentah, sehingga mengalami koreksi pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/11), melanjutkan penurunan kurang lebih tiga persen di sesi sebelumnya.
Data perdagangan hingga pukul 10:32 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Januari 2023 koreksi 0,13 persen di USD95,24 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari turun 0,23 persen sebesar USD87,80 per barel.
Menurut analis, sentimen pasar masih berkutat antara kekhawatiran terkait resesi yang memukul permintaan, hingga potensi pasokan yang ketat imbas kebijakan Eropa yang mengembargo produk minyak mentah Rusia. Di lain pihak, rencana Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+ dalam memangkas produksi juga menjadi katalis pendongkrak harga.
"Saya pikir setiap momen pelemahan pasar akan berumur pendek, kecuali kalau kita berpikir (ekonomi) kita akan menuju resesi," ujar ekonom senior Westpac, Justin Smirk, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (9/11/2022).
Dari Amerika Serikat, data industri terbaru menunjukkan ada kenaikan stok minyak mentah. Sebuah sumber yang mengutip data American Petroleum Institute mencatat persediaan minyak AS naik sekitar 5,6 juta barel per 4 November 2022. Kenaikan ini berpotensi membebani harganya di pasaran, apabila tidak diimbangi dengan permintaan yang stabil.
Di satu sisi, China masih berpeluang untuk melonggarkan pembatasan pandemi Covid-19, kendati akhir pekan lalu otoritas kesehatan mereka bersikeras masih menggunakan langkah yang dinamis untuk mengantisipasi gejolak infeksi baru. (TSA)