Suku Bunga BI Naik, Cek Analisa Prospek Saham Sektor Properti dan Otomotif
Berikut analisa analis untuk prospek saham properti dan otomotif pasca BI kerek suku bunga acuan.
IDXChannel - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%.
Beberapa analis menilai, dampak kenaikan suku bunga tersebut tidak begitu berpengaruh untuk saham-saham sektor otomotif dan properti selama diiringi selama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.
Secara umum saham-saham properti tergantung dari sentimen dan kondisi lapangan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada relaksasi pajak yang direspons positif oleh pelaku pasar.
Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengatakan untuk properti sendiri loan to value (LTV)/financing to value (FTV) kredit menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti.
Dengan kenaikan suku bunga acuan, bunga KPR akan menyesuaikan, sehingga harus tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian dalam manajemen risiko yang berpotensi terjadi peningkatan non performing loan/non performing financing (NPL/NPF).
Di sisi lain, adanya perpanjangan insentif uang muka untuk kredit kendaraan bermotor dan properti hingga akhir 2023, kembali memberikan angin segar untuk kedua sektor tersebut.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai sentimen lain untuk properti memang ada dari suku bunga acuan, namun tak lantas membuat naik bunga KPR. Sehingga jika ada sentimen negatif, maka berimbas pada penurunan saham-saham properti secara umum.
Berikut sejumlah saham emiten properti masih memiliki prospek yang baik antara lain PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), dan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA).
Sementara untuk sektor otomotif terlihat dari penjualan mobil pada September 2022 yang kembali ke level 96.956 unit, hal ini memberikan sinyal positif bahwa adanya kebijakan insentif tersebut turut mendorong penjualan di tengah tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga.
Lukman menambahkan, sektor properti dan real estate yang memiliki porsi recurring income cukup tinggi masih akan stabil. Kenaikan suku bunga akan tetap berdampak negatif, namun tidak berdampak terlalu besar jika diiringi ekonomi Indonesia yang masih tumbuh.
Saham PWON yang cenderung memiliki porsi recurring cukup besar dengan target menggunakan analisa teknikal di Rp525 masih direkomendasikan. Selain itu PT Astra International Tbk (ASII) juga dapat diperhatikan oleh para investor dengan target di Rp7.300.
(IND)