Usai IPO, RS Primaya Bakal Siapkan Tujuh Strategi Genjot Pertumbuhan Bisnis
RS Primaya menawarkan saham sebanyak-banyaknya 302,22 juta saham atau sebesar 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor.
IDXChannel - PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal November 2022.
Pengelola rumah sakit (RS) Primaya ini mengungkap tujuh strategi pertumbuhan pasca penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
CEO RS Primaya, Leona A Karnali mengatakan, pasca IPO perseroan akan berfokus pada tujuh strategi untuk memacu pertumbuhan bisnis, yakni menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat.
Kemudian, perseroan berupaya menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar yang lebih luas, serta RS Primaya akan menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi, yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
Selanjutnya, RS Primaya juga akan memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, juga mengembangkan layanan kesehatan lainnya yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan.
“Kami juga akan mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya melalui lingkungan, serta menerapkan budaya kerja yang positif dan berkualitas,” kata Leona dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Sementara terkait prospek bisnis, Leona menyebut bahwa saat ini, bisnis bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat, di antaranya adalah rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan dan juga asuransi kesehatan.
“Hal itu didorong oleh kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, yang juga dapat memperkuat potensi bisnis rumah sakit sebagai ujung tombak sektor kesehatan,” pungkas dia.
Sebagai informasi, RS Primaya menawarkan saham sebanyak-banyaknya 302,22 juta saham atau sebesar 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran Rp900 hingga Rp950 per saham, perseroan mengincar dana segar sebesar Rp287,11 miliar.
Bersamaan dengan IPO, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak 697 juta saham biasa atas nama, dalam rangka pelaksanaan Mandatory Convertible Bond (MCB) kepada Archipelago Investment Pte. Ltd., yang diterbitkan berdasarkan Mandatorily Convertible Bond Subscription Agreement (MCB Archipelago) pada 18 April 2022. Adapun, MCB Archipelago diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp627,0 miliar.
Dengan dilaksanakannya MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, setelah pelaksanaan IPO dan konversi MCB.
(SAN)