Wall Street Ditutup Melemah Tertekan Pernyataan Powell dan Saham Nvidia
Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Selasa (22/9/2025) usai Powell berkomentar soal pemangkasan suku bunga lanjutan dan turunnya saham Nvidia.
IDXChannel – Indeks saham utama Amerika Serikat (AS), Wall Street, berakhir turun pada perdagangan Selasa (23/9/2025) waktu setempat. Hal itu terjadi karena adanya pernyataan dari Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait suku bunga dan melemahnya saham Nvidia.
Dow Jones Industrial Average turun 88 poin atau 0,2 persen, sementara S&P 500 turun 0,6 persen, meskipun sempat mencapai rekor intraday lainnya di 6.699,52. NASDAQ Composite turun 1 persen.
Powell mengisyaratkan pendekatan hati-hati untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut setelah data aktivitas manufaktur dan jasa AS menurun.
Powell sebagian besar mengulangi pernyataannya dari konferensi pers minggu lalu ketika The Fed memangkas suku bunga, dengan mengatakan bahwa bank sentral menghadapi situasi yang menantang di tengah risiko jangka pendek terhadap inflasi yang cenderung naik dan risiko terhadap ketenagakerjaan yang cenderung turun.
"Ketika tujuan kita berbenturan seperti ini, kerangka kerja kita mengharuskan kita untuk menyeimbangkan kedua sisi mandat ganda kita," kata Powell seperti dilansir dari Investing, Rabu (23/9/2025).
Dia menambahkan bahwa kebijakan The Fed "tidak berada pada jalur yang telah ditentukan sebelumnya."
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin yang sebagian besar sudah diprediksi minggu lalu dan mengisyaratkan setidaknya dua pemangkasan lagi tahun ini, dengan alasan melemahnya pasar tenaga kerja. Namun, Powell memperingatkan bahwa inflasi yang stagnan dan ketahanan lapangan kerja menjadi pertimbangan dalam menentukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut.
Sejumlah anggota The Fed memperingatkan pada Senin lalu bahwa pemangkasan suku bunga bank sentral baru-baru ini mengurangi kebutuhan untuk pelonggaran lebih lanjut, tetapi Gubernur The Fed Stephen Miran yang baru-baru ini dikonfirmasi pada hari yang sama menyerukan pemangkasan yang agresif.
Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada Selasa sebelumnya bahwa suku bunga dapat diturunkan jika inflasi terus mereda.
"Saya pikir pada akhirnya, secara bertahap, suku bunga dapat turun secara wajar jika kita dapat menyingkirkan isu stagnasi inflasi ini," kata Goolsbee kepada CNBC dalam sebuah wawancara.
Pasar kini menempatkan peluang sekitar 90 persen untuk penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar seperempat poin dari kisaran saat ini 4 persen hingga 4,25 persen pada pertemuan bank sentral berikutnya di Oktober, menurut FedWatch Tool CME yang dipantau secara ketat.
Terdapat juga peluang sekitar 75 persen untuk penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin lagi pada pertemuan berikutnya di Desember.
Selain pidato para pejabat The Fed, perhatian akan tertuju pada data aktivitas bisnis AS untuk September. Indeks manajer pembelian gabungan S&P Global untuk bulan tersebut turun menjadi 53,6 pada September, turun dari angka 54,6 bulan lalu, dan meleset dari ekspektasi ekonom sebesar 54,6.
PMI sektor manufaktur turun tipis menjadi 52 dari 53,0, hanya sedikit meleset dari perkiraan 52,2, sementara indeks industri jasa, yang menyumbang sebagian besar output AS, turun tipis menjadi 53,9 dari 54,5.
Nvidia Beristirahat Sejenak, Lonjakan Saham Raksasa Teknologi Terhenti
NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA) dan nama-nama besar teknologi lainnya, termasuk Apple, beristirahat sejenak dari kejatuhan saham mereka baru-baru ini, yang membebani pasar secara keseluruhan.
Sehari sebelumnya, perusahaan pemimpin chip AI itu mengumumkan kerja sama dengan OpenAI dan berinvestasi hingga USD100 miliar untuk memasoknya chip pusat data.
Saham Kenvue (NYSE:KVUE) melonjak, rebound setelah mencapai rekor terendah sehari sebelumnya, bahkan ketika Presiden AS Donald Trump mengaitkan obat Tylenol buatannya dengan risiko autisme selama kehamilan dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Saham Firefly Aerospace (NASDAQ:FLY) merosot menyusul laporan keuangannya, yang pertama dirilis sejak debut perusahaan pembuat roket itu di Nasdaq pada awal Agustus. Perusahaan ini membukukan kerugian yang lebih besar dan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua.
(Febrina Ratna Iskana)