MARKET NEWS

Wall Street Libur Peringati Hari Emansipasi, Berikut 4 Update Pasar Hari Ini

Dinar Fitra Maghiszha 20/06/2022 21:42 WIB

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau biasa dikenal Wall Street diliburkan pada hari ini untuk memperingati Juneteenth atau Hari Emansipasi.

Wall Street Libur Peringati Hari Emansipasi, Berikut 4 Update Pasar Hari Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau biasa dikenal Wall Street diliburkan pada hari ini untuk memperingati Juneteenth atau Hari Emansipasi.

Laporan The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip Senin (20/6/2022), mencatat ini merupakan pertama kalinya bursa libur untuk memperingati berakhirnya perbudakan di Amerika Serikat.

New York Stock Exchange (NYSE) atau dikenal sebagai Bursa Efek New York dan Nasdaq kompak tak mengadakan aktivitas perdagangan. Agenda libur tersebut juga menambah deretan hari libur bursa AS yang mencakup Thanksgiving dan Hari Natal.

Kendati bursa AS libur, sejumlah market global tetap berjalan. Bursa Eropa tampak menguat didorong oleh pembacaan pasar terhadap bank sentral Eropa (ECB)

Dolar AS di pasar spot masih bergerak fluktuatif terdongkrak sentimen suku bunga Federal Reserve, sementara harga minyak Brent dan WTI terlihat mengalami koreksi, dipicu kekhawatiran atas resesi.

Dilansir Investing.com, Senin (20/6), berikut 4 kabar pasar global:

1. Bursa Global Menguat

Bursa saham di tingkat global mengalami kenaikan cukup signifikan jelang pidato Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.

Dari daratan Prancis, pasar global terlihat mengabaikan katalis bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah kehilangan mayoritas dukungan parlementernya dalam pemilihan Presiden pada akhir pekan ini.

Di China, bank sentral setempat dikabarkan menolak untuk memangkas suku bunga pinjaman. Ini menandai ada peningkatan kekhawatiran atas kondisi ekonomi sejalan dengan kebijakan lockdown yang diterapkan saat ini.

2. Dolar AS

Dolar masih berada dalam jalur kenaikannya menyusul langkah Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Kenaikan Fed funds rate membuat permintaan dolar semakin meningkat dan membebani nilai tukar lainnya.

Mata uang Paman Sam diprediksi akan mendekati level tertingginya selama 19 tahun terakhir, menyusul komentar seorang pejabat Federal Reserve yang mengharapkan kenaikan suku bunga lagi sebesar 75 basis poin pada pertemuannya di bulan Juli mendatang.

"Jika data masuk seperti yang saya harapkan, saya akan mendukung langkah serupa pada pertemuan Juli kami," kata Gubernur Fed Washington DC, Christopher Waller, beberapa waktu lalu.

3. Penjualan Minyak Lambat

Harga minyak mentah mengalami penurunan pada malam ini. Resesi masih menjadi bayang-bayang komoditas.

Dilansir Newswires, Libya dikabarkan telah berhasil memulihkan produksinya menjadi 800.000 barel per hari, setelah digoyang gelombang protes dan gangguan terhadap fasilitas ekspor.

Prospek peningkatan pasokan AS juga terus membaik, dengan jumlah rig dan kilang minyak meningkat menjadi total 584 minggu lalu.

4. Jerman Incar Batu Bara

Jerman dikabarkan memulai kembali konsumsi batu bara sebagai pembangkit listrik, setelah pasokan gas mereka dari Rusia terputus.

Langkah ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan energi, setelah Rusia memotong aliran gas ke pelanggan terbesarnya itu sebesar 60% pekan lalu.

Upaya Jerman ini dinilai memperlambat negara mereka dalam komitmen pengurangan energi fosil, yang telah disepakati dalam perjanjian koalisi pemerintahannya saat ini.

Pemakaian batu bara juga dimungkinkan akan meningkatkan persediaan gas mereka pada awal musim dingin ke depan. (TYO)

SHARE