MILENOMIC

5 Cara Mengajari Anak Remaja Mengelola Uang, Tips Memulai Literasi Keuangan Sejak Dini

Kurnia Nadya 16/07/2025 12:57 WIB

Salah satu life skill yang perlu diajarkan adalah literasi keuangan dan money management, atau pengelolaan keuangan.

5 Cara Mengajari Anak Remaja Mengelola Uang, Tips Memulai Literasi Keuangan Sejak Dini. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Bagaimana cara mengajari anak remaja untuk mengelola uang? Pengelolaan keuangan harus diajarkan sedini mungkin agar anak mengerti cara hidup mandiri dan terbiasa mengatur pengeluarannya saat dewasa nanti. 

Anak remaja masih bergantung pada orang tuanya untuk mendapatkan pemasukan dari uang saku. Meskipun dalam usia ini anak masih sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua, bukan berarti anak tidak perlu diajari cara mengelola uang sakunya. 

Orang tua bertugas untuk mempersiapkan anak agar siap menghadapi kehidupan di usia dewasanya. Salah satu life skill yang perlu diajarkan adalah literasi keuangan dan money management, atau pengelolaan keuangan. 

Dampak literasi keuangan yang rendah di usia dewasa muda (18-29 tahun) adalah pengelolaan uang yang buruk, tidak paham investasi, boros, salah pengambilan keputusan terkait uang, tidak mampu menabung, dan sebagainya. 

Melansir Westpac (16/7/2025), berikut ini adalah cara mengajari anak remaja untuk mengelola uang. 

5 Cara Mengajari Anak Remaja Mengelola Uang 

1. Beri Tanggung Jawab 

Uang saku adalah tanggung jawab keuangan pertama yang diberikan orang tua kepada anak. Berilah pemahaman bahwa uang saku bukan sebatas uang jajan semata, melainkan uang yang harus dikelola agar cukup untuk memenuhi keperluannya di sekolah. 

Berikan uang saku dalam jumlah tertentu, bila ajari secara mendetail bagaimana Anda menghitung uang saku itu agar cukup untuk jajan di kantin dan ongkos transport (bila ada), dan berapa sisa yang dapat ditabung. 

2. Biarkan Anak Membuat Kesalahan 

Melakukan kesalahan tidak selamanya buruk, justru dari kesalahan anak dapat belajar tentang konsekuensi dan tanggung jawab. Biarkan mereka menanggung konsekuensi atas kesalahan pengambilan keputusan. 

Saat mendapatkan uang saku, besar kemungkinan anak pasti tergoda untuk jajan ini itu dan menghabiskan uangnya. Biarkan hal itu terjadi dan biarkan anak merasakan bagaimana konsekuensinya agar dia belajar mengelola uang sakunya lebih cermat.

3. Ajari Budgeting 

Ajari anak cara membuat budget dengan menghitung semua keperluannya di sekolah. Uang untuk ongkos transport, uang jajan di kantin, atau uang-uang lain yang mungkin dibutuhkan anak selama berada di sekolah. 

Ajak anak untuk duduk bersama dan buatlah daftar kebutuhannya secara tertulis agar anak melihat bagaimana cara menyusun budgeting. 

4. Buka Tabungan Anak 

Membuka tabungan anak juga dapat membantu anak untuk memahami tanggung jawab terhadap uang saku, sekaligus mendorong anak untuk berkontribusi pada tabungan yang dibuka atas namanya sendiri. 

Membuka rekening di bank atas namanya sendiri akan memberikan rasa kepemilikan dan rasa tanggung jawab pada anak. Ajari cara menabung, mengapa menabung penting untuk dilakukan, dan bagaimana cara kerja rekening tabungan. 

5. Mau Sesuatu? Nabung Dulu 

Seorang anak pasti akan meminta orang tuanya untuk membelikan sesuatu. Baik memintanya secara langsung atau meminta uang untuk dibelikan barang yang diinginkannya. Buatlah kesepakatan untuk menantang anak agar mau memperjuangkan keinginannya. 

Misalnya, jika anak menginginkan barang yang agak mahal, minta dia untuk menabung terlebih dahulu dari uang sakunya. Setidaknya hingga 70-80 persen dari harga barang, sisanya barulah Anda subsidi. 

Dengan begini anak akan belajar bahwa barang yang diperolehnya tidak didapatkan orang tuanya secara cuma-cuma. Melainkan dengan bekerja dan menghasilkan uang setiap bulan. 

Di luar lima cara ini, orang tua juga harus memberikan contoh positif dalam pengelolaan keuangan yang ditiru oleh anak. Jika orang tua mengajari anak untuk berhemat dan menabung, maka orang tua tidak boleh boros dan tidak punya tabungan. 

Itulah beberapa cara mengajari anak remaja mengelola keuangan. 


(Nadya Kurnia)

SHARE