7 Kesalahan Berjualan Street Food yang Sering Dilakukan, dan Cara Menghindarinya
Berjualan street food atau makanan kaki lima merupakan salah satu peluang usaha yang banyak diminati karena modalnya kecil namun potensi keuntungannya besar.
IDXChannel - Berjualan street food atau makanan kaki lima merupakan salah satu peluang usaha yang banyak diminati karena modalnya kecil namun potensi keuntungannya besar. Namun, tidak sedikit pelaku usaha street food yang gagal bertahan karena melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.
Mulai dari lokasi yang kurang strategis, kualitas makanan yang tidak konsisten, hingga promosi yang minim, semua bisa berdampak besar pada kelangsungan usaha. Dalam artikel ini, IDX Channel akan membahas berbagai kesalahan berjualan street food yang sering terjadi serta cara menghindarinya agar bisnis Anda bisa terus berkembang dan tetap diminati pelanggan.
Kesalahan Berjualan Street Food
1. Mengabaikan Kebersihan dan Higienitas
Konsumen zaman sekarang semakin peduli terhadap kebersihan makanan. Jika tempat usaha terlihat kotor, peralatan tidak higienis, atau penjual tampak kurang bersih, pelanggan akan berpikir dua kali untuk membeli, meskipun rasa makanan Anda lezat.
Untuk itu, gunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan celemek bersih. Tutup makanan agar tidak terkontaminasi debu dan serangga. Jaga area sekitar tetap bersih, dan sediakan tempat sampah tertutup.
2. Memilih Lokasi yang Kurang Potensial
Lokasi adalah salah satu faktor kunci dalam keberhasilan street food. Tempat yang ramai belum tentu cocok jika tidak sesuai dengan target pasar atau tidak mudah diakses. Pilihlah lokasi dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, seperti dekat sekolah, kampus, stasiun, atau pasar. Perhatikan juga kemudahan akses, kenyamanan pelanggan, dan legalitas izin usaha.
3. Tidak Konsisten dalam Rasa dan Kualitas
Street food yang sukses biasanya punya satu ciri khas: rasanya selalu konsisten. Pelanggan kecewa jika rasa atau tekstur makanan berbeda setiap kali membeli. Buat standar resep dan dokumentasi proses masak. Gunakan bahan baku yang konsisten, dan lakukan pelatihan jika ada karyawan yang membantu. Jika sedang ramai, tetap utamakan kualitas.
4. Kurang Promosi Digital
Di era digital, promosi mulut ke mulut saja tidak cukup. Banyak pelanggan menemukan tempat makan dari media sosial. Jika tidak tampil online, Anda bisa kalah dari kompetitor yang aktif promosi. Manfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Google Bisnisku. Posting konten rutin seperti behind the scenes, testimoni pelanggan, menu baru, atau promo spesial.
5. Penentuan Harga Tidak Sesuai Target Pasar
Harga adalah faktor sensitif. Terlalu mahal bisa mengusir pelanggan, terlalu murah bisa membuat usaha tidak untung. Lakukan survei pasar dan hitung HPP (harga pokok penjualan) secara rinci. Pastikan ada margin keuntungan yang sehat, dan sesuaikan harga dengan nilai yang dirasakan pelanggan.
6. Tidak Melakukan Inovasi Menu atau Konsep
Street food adalah bisnis dengan persaingan tinggi. Pelanggan bisa bosan jika menu monoton, atau jika tidak ada hal menarik yang membuat mereka ingin kembali. Selalu cari cara menyegarkan menu, misalnya dengan topping unik, kemasan menarik, atau edisi spesial. Dengarkan feedback pelanggan untuk menyesuaikan inovasi.
7. Tidak Mau Mendengar Kritik atau Masukan
Masukan dari pelanggan bisa jadi kunci perbaikan usaha. Sayangnya, banyak penjual street food menganggap kritik sebagai serangan, bukan peluang. Terbuka terhadap masukan dan anggap sebagai data untuk perbaikan. Tanyakan pendapat pelanggan secara langsung atau melalui media sosial. Gunakan feedback sebagai bahan evaluasi berkala.
Meskipun street food dikenal karena kepraktisan dan kelezatannya, keberhasilan usaha ini tetap bergantung pada manajemen yang baik. Dengan menghindari tujuh kesalahan di atas, Anda bisa membangun bisnis street food yang tidak hanya laris manis, tapi juga berkelanjutan.
(Shifa Nurhaliza Putri)