MILENOMIC

Dear Milenial, Ini Tips Tambah Cuan dari Investasi Reksa Dana

Hafid Fuad 31/05/2021 18:02 WIB

Di tengah serbuan beragam instrumen investasi, model nabung cicil di reksa dana ternyata masih menarik di mata milenial.

Di tengah serbuan beragam instrumen investasi, model nabung cicil di reksa dana ternyata masih menarik di mata milenial. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menabung di reksa dana kini sudah menjadi gaya hidup milenial, yang semakin paham dunia finansial. Di tengah serbuan beragam instrumen investasi, model nabung cicil di reksa dana ternyata masih menarik di mata milenial.

Praktisi Financial Planner Eko Endarto mengingatkan bagi milenial yang berpenghasilan rutin, akan lebih bagus bila menerapkan model berinvestasi dengan nabung cicil tiap bulan. Nanti tinggal dilihat NAB setelah setahun berapa kenaikannya. "Karena dengan nabung cicil, risiko menjadi terukur. Terutama bagi yang ada penghasilan rutin. Sisihkan saja dari penghasilan minimal 10% dari penghasilan," ujar Eko di Jakarta (31/5/2021). 

Sementara itu praktisi Financial Planner Tejasari Asad menyebutkan beberapa tips dalam berinvestasi reksa dana. Pertama harus mengerti cara memilih manajer investasi yang tepat. Karena di fintech ada macam macam Manajer Investasi, jadi Investor bisa melakukan diversifikasi karena tersedia banyak pilihan. "Tapi juga harus diperhatikan pelajari cara melakukan pembelian, switching, hingga penjualan reksa dana. Jangan lupa mendiversifikasi berupa pemilihan beberapa reksa dana," ujar Tejasari.

Sementara itu CTO dari startup Carikamar, Alvine Yoga Pratama, mengakui instrumen reksadana cocok buat pemula yang awam soal investasi saham. Belajar reksa dana menurutnya penting dan dapat menjadi investasi jangka panjang. "Pertama coba reksa dana di Bank Mandiri Syariah. Profitnya tidak besar tapi risikonya juga rendah. Itu keuntungan menggunakan aplikasi syariah. Kalau profit besar ya risikonya besar juga," ujar Alvine.

Fitur aplikasi reksa dana yang menarik untuknya adalah akses membaca grafik dan laporan persentase pertumbuhan saham dalam portofolionya. Walaupun belum rutin menyisihkan dana untuk topup setiap bulan tapi dia mengupayakan disiplin menyisihkan dana sekitar Rp 300 ribu untuk berinvestasi reksa dana. "Sekarang juga sudah banyak pilihan fintech berinvestasi yang lebih gampang bahkan kasih bonus untuk menarik pengguna," lanjutnya.

Data KSEI menunjukkan sepanjang tahun lalu, jumlah investor tercatat naik 79,66% menjadi 3,18 juta. Tren tersebut masih terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang kuartal pertama 2021, investor reksadana mengalami kenaikan hingga 31,13% menjadi 4,17 juta.  

Hal senada dikatakan CEO PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) Sigit Kouwagam yang menilai pertumbuhan jumlah investor dari kalangan milenial selama pandemi sangat signifikan. “Hingga akhir 2020, kami memiliki 1 juta pengguna di bawah usia 35 tahun. Jumlah ini melonjak 370% sepanjang periode tahun lalu,” kata Sigit. 

Menurutnya dari awalnya hanya sekedar coba coba, para investor dari kalangan usia di bawah 30 tahun ini mulai menjadikan investasi di reksadana sebagai suatu kebiasaan baru. “Mereka bukan hanya asal rutin menabung reksadana setiap bulan, tapi juga memiliki target investasi yang jelas dan spesifik. Ini budaya baru yang harus terus dijaga api semangatnya dengan lebih sering memberikan edukasi,” kata Sigit. 

Sigit bercerita, investor pengguna Bibit semakin terbiasa meracik portofolio reksadana berdasarkan tujuan penggunaannya. Buktinya banyak yang memberi nama tabungan reksadana dengan label; biaya nikah, beli rumah, ibadah haji dan bahkan tabungan reksadana untuk pensiun dini di usia muda. 

Perseroan juga terus konsisten dalam mengedukasi pengguna, bahkan sejak awal mendaftar jadi nasabah. “Kami menggunakan fitur Robo Advisor untuk memandu pengguna dalam mengenali profil risiko serta menetapkan tujuan investasinya. Kami juga mengedukasi pengguna untuk konsisten investasi dan diversifikasi aset untuk hasil yang lebih optimal,” kata Sigit.      
   
Bibit adalah agen penjual reksadana online yang sedang naik daun. Sepanjang tahun 2021, Bibit telah menerima suntikan modal lebih dari Rp1 triliun dari Sequoia Capital, Tencent, Prosus Ventures, Harvard Management Company, AC Ventures dan East Ventures. (TIA)

SHARE