MILENOMIC

Perhatikan Ciri-Ciri Investasi Bodong yang Wajib Diwaspadai agar Tidak Kena Tipu

Kurnia Nadya 09/06/2025 13:01 WIB

Masyarakat yang tidak familier dengan investasi saham, obligasi, dan reksa dana, sangat mungkin menjadi target sasaran oknum penipu.

Perhatikan Ciri-Ciri Investasi Bodong yang Wajib Diwaspadai agar Tidak Kena Tipu. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Simak ciri-ciri investasi bodong yang wajib diwaspadai. Masyarakat yang tidak familier dengan investasi saham, obligasi, dan reksa dana, sangat mungkin menjadi target sasaran orang-orang dengan niat jahat. 

Bukan sekali dua kali netizen memperbicangkan, atau saling bertanya satu sama lain, tentang tawaran investasi yang biasanya disebar lewat WhatsApp dan Telegram. Tawaran menggiurkan itu besar kemungkinan adalah modus penipuan

Masyarakat awam yang tidak mengerti investasi sangat mudah tergoda, lalu mengiakan tawaran investasi tersebut, kemudian menyadari bahwa dia telah ditipu setelah mengalami rugi berjuta-juta rupiah. 

Sebagai pencegahan, masyarakat memang dianjurkan untuk mengedukasi diri, keluarga, dan orang sekitar tentang ciri-ciri investasi bodong agar tidak mudah terkecoh. Sekaligus menambah wawasan tentang investasi legal dan aman. 

Berikut ini adalah ciri-ciri investasi bodong yang wajib diwaspadai masyarakat awam. 

Ciri-Ciri Investasi Bodong yang Wajib Diwaspadai Masyarakat Awam

1. Ditawarkan Lewat WA/Telegram/Telepon

Jika Anda menerima pesan di WhatsApp atau Telegram yang menawarkan investasi dengan cara top up (transfer) ke rekening pengelola, dapat dipastikan itu adalah modus penipuan. Perusahaan sekuritas dan investasi tidak beroperasi seperti itu. 

Perusahaan sekuritas dan perusahaan manajer investasi yang mengelola reksa dana yang resmi dan legal, memiliki akun-akun media sosial resmi untuk mempromosikan produk. Mereka tidak akan menghubungi calon investor satu per satu untuk menawarkan produk. 

2. Keuntungan Tidak Masuk Akal 

Investasi menghasilkan keuntungan yang wajar sesuai risiko dan modal yang dikeluarkan investor. Dalam jangka pendek, investor memang bisa memperoleh keuntungan multibagger, atau naik berkali-kali lipat. 

Namun keuntungan multibagger itu tidak terjadi setiap saat, dan tidak dapat diduga 100 persen dengan pasti. Modus penipuan investasi bodong biasanya menawarkan tingkat keuntungan yang tidak masuk akal, yakni hingga 200-500 persen secara singkat. 

Modus penipuan ini memanfaatkan kondisi psikologis calon korbannya, terutama mereka yang berasal dari kalangan menengah dan putus asa membutuhkan uang banyak dalam waktu cepat. 

Salah satu panduan yang harus disadari masyarakat awam agar tidak mudah tergoda iming-iming keuntungan 500 persen adalah: ‘If it’s too good to be true, beware.’ Jika tawarannya terasa sangat sempurna, curigalah itu adalah modus penipuan. 

3. Diminta Top Up/Transfer

Oknum penipu investasi bodong yang beroperasi di grup-grup WhatsApp memakai modus operandi investasi dengan ‘menitipkan uang’ ke pengelola, jumlah yang diminta bervariasi, bisa jutaan rupiah. 

Korban diminta untuk top up dengan cara mengirimkan uang ke rekening si penipu, jumlahnya biasanya disebutkan oleh si penipu, dia akan membuat seolah-olah uang korban itu akan dan sedang digunakan untuk trading. 

Lalu dia akan meminta korban untuk transfer lagi dengan jumlah yang lebih besar. Dalam tahap ini, si penipu mulai melontarkan banyak alasan dan istilah-istilah teknis yang membuatnya tampak seperti investor yang ahli, padahal dia tengah menipu. 

Korban biasanya baru menyadari bahwa dia tertipu setelah kehilangan uang puluhan hingga ratusan juta tanpa hasil yang jelas. Saat pertama kali transfer, korban masih merasa aman, tidak sadar bahwa dia ditipu. 

4. Perseorangan/Kelompok 

Investasi tidak bisa dilakukan dengan menitipkan uang ke orang atau kelompok lain. Satu-satunya investasi dengan skema ‘menitipkan modal’ yang legal dan aman adalah reksa dana. 

Reksa dana adalah manajer investasi yang mengelola dana yang disetor investor lewat pembelian unit penyertaan. Manajer investasi bekerja dalam perusahaan resmi yang tercatat dan legal, mereka juga harus mengantongi sertifikat yang mumpuni. 

Sementara modus operandi penipu investasi bodong akan meminta calon korban untuk transfer ke rekening perseorangan, menjanjikan modal yang akan dikelola secara personal. Tidak ada investasi yang dilakukan dengan menitipkan uang ke orang lain. 

5. Sulit Ditagih 

Ketika korban sudah mulai menagih, oknum penipu ini biasanya akan terus berkelit dengan menyampaikan 1001 alasan mengapa mereka ‘belum’ bisa memberikan return sekaligus mengembalikan uang nasabah, dari yang masuk akal hingga ridak masuk akal. 

Mereka akan terus menerus meminta korban untuk top up hingga uangnya habis, si penipu sukses mengelabui dan meyakinkan korban untuk transfer secara sukarela. Korban baru menyadari bahwa dirinya ditipu setelah berada dalam tahapan ini. 

Selain kelima ciri di atas, pastikan nama perusahaannya tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk memastikan legalitasnya. Saat ini, oknum penipu pun makin pandai meniru dokumen-dokumen formal yang biasanya diterbitkan manajemen perusahaan. 

Jika Anda mendapati orang terdekat Anda lima ciri-ciri utama di atas, Anda dapat membantunya untuk segera sadar dan berhenti untuk terjun ke lubang secara sukarela demi orang lain.

(Nadya Kurnia)

>
SHARE