News

ADB Kucurkan Rp6,6 Triliun untuk Perkuat Sistem Sanitasi di Indonesia

Wahyu Dwi Anggoro 31/01/2024 13:10 WIB

Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai USD419,6 juta atau sekitar Rp6,6 triliun untuk Proyek Sanitasi Inklusif di Seluruh Kota.

ADB Kucurkan Rp6,6 Triliun untuk Perkuat Sistem Sanitasi di Indonesia. (Foto: ADB)

IDXChannel - Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai USD419,6 juta atau sekitar Rp6,6 triliun untuk Proyek Sanitasi Inklusif di Seluruh Kota (Citywide Inclusive Sanitation Project) di Mataram, Pontianak, dan Semarang.

Lembaga keuangan regional tersebut berkomitmen membantu Indonesia memperluas akses terhadap layanan sanitasi yang tahan terhadap perubahan iklim, memadai, dan dikelola dengan aman.

Meskipun sekitar 77% rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi dasar seperti tangki septik, hanya 7% rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang dikelola dengan aman yang menjamin pembuangan limbah rumah tangga yang aman ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk diproses lebih lanjut. 

Dengan banyaknya rumah tangga di kota-kota proyek yang menghadapi saluran pembuangan air limbah yang tidak memadai dan rentan terhadap banjir, pencemaran air tanah dan risiko lingkungan dan kesehatan sering terjadi.

Proyek ini bertujuan untuk memperkuat sistem sanitasi bagi sekitar 2,5 juta orang di tiga kota tersebut. Proyek ini dirancang berdasarkan prinsip sanitasi inklusif di seluruh kota, yang memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang ditangani secara tepat dengan mengintegrasikan sistem saluran air limbah dan non-saluran air limbah.

"Proyek ini merupakan salah satu proyek sanitasi inklusif terbesar di Indonesia yang didukung oleh ADB hingga saat ini, yang selaras dengan inisiatif komprehensif kami untuk mengatasi perubahan iklim," ujar Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, dalam siaran pers, Rabu (31/1/2024).

"ADB senang dapat terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memperluas akses terhadap layanan sanitasi yang lebih baik, yang merupakan kunci bagi penduduk yang sehat dan produktif," lanjutnya.

Proyek ini akan meningkatkan dan memperluas sistem sanitasi yang ada dengan membangun IPAL dengan kapasitas harian gabungan sebesar 57.000 meter kubik dan sekitar 200 kilometer jaringan saluran pembuangan. 

Langkah-langkah desain untuk memastikan ketahanan terhadap iklim dan bencana telah dimasukkan, seperti membangun struktur yang ditinggikan untuk melindungi IPAL dari banjir di masa depan, menerapkan sistem drainase di lokasi IPAL untuk mengelola volume air hujan, dan memasang pemecah ombak untuk memitigasi dampak air pasang dan banjir. 

Selain itu, proyek ini akan memusatkan upaya untuk meningkatkan fasilitas pengelolaan lumpur tinja, memperkuat kerangka kerja peraturan, dan meningkatkan efisiensi operasional operator layanan sanitasi di berbagai bidang seperti tata kelola, digitalisasi, dan manajemen aset. (WHY)

SHARE