News

AS Desak G7 dan Uni Eropa Kenakan Tarif pada China dan India Atas Pembelian Minyak Rusia

Kunthi Fahmar Sandy 14/09/2025 08:44 WIB

Sementara AS mendesak sekutunya untuk mengenakan tarif kepada pembeli minyak Rusia.

AS Desak G7 dan Uni Eropa Kenakan Tarif pada China dan India Atas Pembelian Minyak Rusia (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Para menteri keuangan negara-negara G7 dalam panggilan telepon hari Jumat membahas sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan kemungkinan tarif terhadap negara-negara yang mereka anggap memungkinkan perang Rusia di Ukraina.

Sementara AS mendesak sekutunya untuk mengenakan tarif kepada pembeli minyak Rusia. Dilansir dari laman reuters Minggu (14/9/2025), Menteri Keuangan Kanada, Francois-Philippe Champagne memimpin pertemuan G7, yang diadakan untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut guna meningkatkan tekanan terhadap Rusia agar mengakhiri perangnya melawan Ukraina, menurut pernyataan dari Kanada, ketua presidensi bergulir G7.

"Para menteri sepakat untuk mempercepat diskusi penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai pertahanan Ukraina, dan membahas berbagai kemungkinan langkah ekonomi untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, termasuk sanksi lebih lanjut dan langkah-langkah perdagangan, seperti tarif, terhadap pihak-pihak yang memungkinkan upaya perang Rusia," demikian pernyataan tersebut.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada para menteri keuangan bahwa mereka harus bergabung dengan AS dalam mengenakan tarif kepada negara-negara yang membeli minyak dari Rusia, ujar Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dalam pernyataan terpisah setelah pertemuan tersebut.

"Hanya dengan upaya terpadu yang memutus aliran dana untuk mesin perang Putin dari sumbernya, kita akan mampu memberikan tekanan ekonomi yang memadai untuk mengakhiri pembunuhan yang tidak masuk akal ini," ujar Bessent dan Greer.

Bessent dan Greer menyambut baik komitmen yang dibuat selama seruan untuk meningkatkan tekanan sanksi dan menjajaki kemungkinan penggunaan aset kedaulatan Rusia yang dilumpuhkan untuk kepentingan pertahanan Ukraina, menurut pernyataan bersama tersebut.

Sebelumnya pada hari yang sama, seorang juru bicara Departemen Keuangan AS mendesak negara-negara G7 dan sekutu Uni Eropa untuk mengenakan tarif yang signifikan pada barang-barang dari China dan India guna menekan mereka agar menghentikan pembelian minyak Rusia.

Presiden Donald Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 25 persen atas impor dari India untuk menekan New Delhi agar menghentikan pembelian minyak mentah Rusia yang didiskon, sehingga total bea masuk hukuman atas barang-barang India menjadi 50 persen dan memperburuk negosiasi perdagangan antara kedua negara demokrasi tersebut.

Namun, Trump telah menahan diri untuk tidak mengenakan tarif tambahan atas impor China atas pembelian minyak Rusia oleh China, karena pemerintahannya sedang menjalani gencatan senjata perdagangan yang rumit dengan Beijing.

Bessent dijadwalkan akan bertolak ke Madrid pada hari Jumat untuk putaran pembicaraan berikutnya dengan mitranya dari China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng, yang akan membahas isu-isu perdagangan, tuntutan Washington agar TikTok, perusahaan milik China, mendivestasikan operasinya di AS, dan isu-isu anti-pencucian uang.

Pada hari Jumat, Trump mengatakan kesabarannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sudah habis, tetapi tidak sampai mengancam sanksi baru dalam wawancara dengan Fox News.

Trump mengungkapkan rasa frustrasinya atas kegagalan Putin menghentikan perang. Ia mengatakan sanksi terhadap bank dan minyak merupakan pilihan untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, tetapi menambahkan bahwa negara-negara Eropa juga perlu berpartisipasi. "Kita harus bertindak sangat, sangat tegas," kata Trump.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE