News

BMKG: Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025

Binti Mufarida 04/03/2025 10:40 WIB

BMKG mengeluarkan peringatan dini akan terjadi puncak hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

BMKG: Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025. (Foto Tangkapan Layar)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan terjadi puncak hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Diprakirakan terjadi pada 11-20 Maret 2025, dengan intensitas hujan para periode puncak ini mencapai 300 mm per 10 hari.

“Ternyata tren puncaknya ada di sepuluh hari kedua (bulan Maret). Jadi dimulai tanggal 11 sampai kira-kira tanggal 20 Maret 2025. Jadi ini curah hujan tertinggi di hijau tua, sampai mencapai 300 mm dalam 10 hari. Ini termasuk berpotensi ekstrem, jadi nanti akan menggelontornya ke bawah (wilayah hulu),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan, BMKG per 27 Februari 2025 lalu telah menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem dalam periode seminggu ke depan akibat adanya berbagai fenomena atmosfer.

“Dan peringatan dini ini kami ulang-ulang. Dan ini kami update untuk potensi sepekan ke depan karena fenomenanya masih akan berlanjut, meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya di tanggal 11 Maret, meningkat, berangsur-angsur meningkat lagi sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” katanya.

Pada kesempatan itu, Dwikorita mengimbau kepada Kepala Daerah agar terus meng-update perkembangan informasi cuaca dari BMKG. “Ini informasinya selalu kami sampaikan sedini mungkin dan diulang-ulang setiap 3 jam, bahkan kalau sudah di hari H-nya itu kadang-kadang 30 menit itu ada update juga,” ujarnya.

Sehingga, kata Dwikorita, Kepala Daerah langsung menyampaikan ke masyarakat khususnya yang ada di bantaran sungai juga lereng-lereng untuk waspada. “Sebelum mereka terjebak barangkali bisa ada upaya untuk ditolong. Atau mungkin ada jembatan-jembatan yang kemungkinan sudah sangat rawan itu bisa ditutup sementara,” ujar dia.

“Kemudian sebetulnya di daerah kan sudah mengenal lereng-lereng mana yang akan longsor itu kan sebetulnya sudah mulai kelihatan, mohon dengan hormat apabila ada peringatan dini hal-hal yang seperti itu mohon ditutup atau dialihkan, atau diupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang mendekat ke sana,” kata Dwikorita. 

(Dhera Arizona)

SHARE