News

BPBD DKI Jakarta Gelar Simulasi Hadapi Gempa Megathrust ke Puluhan Ribu Siswa dan Guru

Muhammad Refi Sandi 20/09/2024 04:00 WIB

BPBD Provinsi DKI Jakarta menggelar simulasi gempa bumi megathurst yang diikuti oleh puluhan ribu siswa dan guru di 96 sekolah.

BPBD DKI Jakarta Gelar Simulasi Hadapi Gempa Megathrust ke Puluhan Ribu Siswa dan Guru. (Foto: Dok. BPBD DKI Jakarta)

IDXChannel - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menggelar simulasi gempa bumi megathurst yang diikuti oleh puluhan ribu siswa dan guru di 96 sekolah setingkat SMP dan SMA di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan Kramat Jati, Jakarta Timur sejak Agustus-September 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi potensi bencana di Jakarta yang diselenggarakan oleh BPBD DKI Jakarta yang berkolaborasi dengan the United States Agency for International Development-Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh (USAID KUAT) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta.

Kepala Pelaksana BPBD DKI, Isnawa Adji, menekankan pentingnya latihan simulasi bagi warga sekolah dalam menghadapi risiko gempa. 

“Latihan simulasi ini sangat penting untuk meminimalisir potensi jatuhnya korban dan kerugian akibat gempa. BPBD DKI Jakarta secara rutin setiap tahunnya berkolaborasi dengan beragam satuan pendidikan untuk mengadakan sosialisasi dan pelatihan dalam menghadapi gempa," kata Isnawa dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).

Salah satu sekolah yang menjalankan simulasi gempa pada Kamis (19/9/2024) yaitu SMPN 50 Jakarta yang terletak di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Para siswa dan perangkat sekolah mengikuti program ini selama dua hari.

Pada hari pertama, sekolah mendapatkan beragam materi mengenai penjelasan dan penerapan praktis Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), risiko bencana, sejarah gempa, panduan kesiapan gempa dan persiapan simulasi. Pada hari kedua, para siswa dan perangkat sekolah melakukan skenario simulasi gempa yang telah didiskusikan sebelumnya. 

"Simulasi dimulai dengan tim siaga/guru yang ditunjuk memberikan tanda bahwa gempa terjadi, diikuti dengan praktik berlindung yang benar (merunduk, berlindung di bawah meja atau melindungi kepala dan batang leher, lalu bertahan hingga guncangan usai). Simulasi berlanjut dengan mempraktikkan evakuasi aman menuju titik kumpul," ujarnya.

Sementara itu, Project Director USAID KUAT, Bill Marsden menyampaikan perlunya kolaborasi dan komitmen berbagai pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi gempa. 

“Kolaborasi berbagai pihak, salah satunya FPRB DKI Jakarta, sangat diperlukan untuk dilakukan secara rutin, setidaknya setahun sekali untuk menyelenggarakan latihan simulasi untuk menghadapi risiko gempa bumi. Pelatihan ini juga disertai dengan kompetisi di Instagram mengenai cara berlindung saat gempa yang dapat diikuti oleh siswa hingga masyarakat umum," ujarnya.

Sebagai informasi, SPAB merupakan program nasional yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan kemampuan sumber daya di satuan pendidikan dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana. 

Sebagai upaya komitmen pengurangan risiko bencana gempa bumi di Jakarta, BPBD DKI Jakarta secara rutin setiap tahunnya telah melaksanakan pendampingan SPAB terhadap ratusan sekolah berbagai jenjang yang terdiri dari ratusan ribu siswa di Jakarta dan telah meluncurkan buku cerita bergambar tentang gempa bagi anak-anak usia SD, SMP, dan SMA yang dapat diunduh di  bit.ly/pustakagempa, serta dalam waktu dekat akan segera meluncurkan informasi edukasi gempa yang dapat digunakan oleh masyarakat, fasilitator, dan orang dengan disabilitas.

(Febrina Ratna)