Cerita Tahanan KPK Takut Diisolasi karena Tak Bayar Iuran
Edy mengaku mesti membayar Rp17 juta untuk mendapat fasilitas seperti handphone pada bulan pertama dia ditahan.
IDXChannel - Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulawesi Selatan (Sulsel) Edy Rahmat menceritakan ketakutannya saat ditempatkan dalam ruang isolasi saat menjadi tahanan di Rutan KPK Gedung C1.
Hal ini pula menjadi alasan dirinya rela membayar uang pungli kepada petugas rutan. Hal tersebut diungkapkan Edy saat bersaksi dalam persidangan lanjutan kasus dugaan pungli Rutan KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/9/2024).
Edy dihadirkan secara virtual dari Kejari Makassar. Mulanya, Edy mengaku mesti membayar Rp17 juta untuk mendapat fasilitas seperti handphone pada bulan pertama dia ditahan. Kemudian, setiap bulan berikutnya, dia diwajibkan membayar Rp5 juta.
"Saksi kalau enggak mau membayar uang iuran bulanan Rp 5 juta itu apa sih dampak yang dialami nantinya?" kata Jaksa di ruang sidang.
"Kalau ndak bayar pak, dikembalikan katanya ke lantai 9 (ruang isolasi), sama disuruh bersih-bersih, dan dilarang olahraga, pak," kata Edy.
Hakim kemudian mendalami penyebab ketakutan Edy jika dipindahkan ke ruang isolasi. Edy mengaku, pernah mengalami hal-hal mistis saat berada di ruang isolasi.
"Itu apa yang menjadikan perbedaan antara ruang isolasi dengan ruang umum itu apa? Kok menjadi nanti dimasukkan lagi ke isolasi, apa sih yang menakutkan di ruang isolasi itu?" tanya hakim.
"Kalau diisolasi, Yang Mulia, kan di lantai 9, tidak ada orang lain Yang Mulia. Jadi itu yang kami takutkan, sendiri. Apalagi pernah kami rasakan ada yang bunyi-bunyi di situ," katanya.
"Memang ada yang benar ada yang menunggui atau yang ditakut-takutin?" tanya hakim.
"Ya ada yang menunggu juga, ada yang takut takutin juga, Yang Mulia," kata Edy.
"Penakut juga orang Makassar ya?" kata hakim.
"Iya, Yang Mulia, manusia," balas Edy.
Hakim juga mempertanyakan apakah gangguan itu memang benar adanya atau sekadar dibuat-buat. Edy pun membeberkan pengalamannya.
"Apakah itu disengaja atau benar itu ada bunyi? Yang saudara rasakan apa di situ? Menakutkan itu bagaimana?" tanya hakim.
"Pernah saya rasakan itu Yang Mulia. Pintunya kayak, pintu WC itu, kadang terbuka kadang tertutup. Bunyi kalau tengah malam," kata Edy disambut tawa hakim.
"Kalau sudah dibayar gak bunyi lagi dia? Karena uang 20 juta aman semua ya?" kata hakim.
"Iya Yang Mulia," kata Edy.
Sebagai informasi, dalam perkara ini, ada 15 pegawai rutan KPK yang didakwa melakukan pungutan liar kepada para tahanan. Nilai totalnya hingga Rp6,3 miliar.
(Nur Ichsan Yuniarto)