Ekonomi Israel Diprediksi Hanya Tumbuh 1,1 Persen pada 2024 karena Serang Gaza
Kementerian Keuangan Israel memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negaranya pada 2024, mencerminkan dampak operasi militer di Gaza.
IDXChannel - Kementerian Keuangan Israel memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negaranya pada 2024, mencerminkan dampak operasi militer di Gaza yang telah berlangsung hampir setahun.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (10/9/2024), produk domestik bruto (PDB) Israel diperkirakan hanya naik 1,1 persen tahun ini, lebih kecil dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,9 persen.
"Ekonomi lebih lemah dari yang diharapkan pada kuartal kedua," kata Kementerian Keuangan Israel.
Angka tersebut akan menjadi laju pertumbuhan ekonomi Israel yang paling lambat sejak 2009, di luar puncak pandemi Covid-19 pada 2020.
Operasi militer di Gaza menyebabkan pengeluaran pertahanan Israel dan defisit fiskal negara itu melonjak. Sektor-sektor seperti konstruksi, pertanian, dan pariwisata juga merosot.
Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Israel baru-baru ini. Sementara itu, imbal hasil obligasi mata uang lokal pemerintah telah meningkat secara signifikan dibandingkan dengan Treasury Amerika Serikat (AS), menunjukkan kegelisahan di kalangan investor.
Pejabat Israel telah memperkirakan biaya perang hingga akhir tahun depan sekitar USD66 miliar, jumlah yang setara dengan lebih dari 12 persen PDB.
Pengeluaran perang telah mencapai USD25,9 miliar hingga Agustus, meningkatkan defisit anggaran menjadi 8,3 persen dari PDB.
Konflik di Gaza dapat berlangsung hingga 2025 dan ada risiko meluas ke wilayah lain," kata Fitch Ratings.
Presiden AS Joe Biden dan mitranya di Qatar dan Mesir berusaha membuat Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata. Gedung Putih mungkin akan mengajukan proposal baru kepada kedua belah pihak dalam beberapa hari mendatang untuk membantu mengakhiri kebuntuan dalam negosiasi.
Kondisi ekonomi Israel dapat makin memburuk jika negara tersebut melakukan pertempuran berskala besar dengan Hizbullah. Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun ekonomi sedang melambat, bank sentral Israel diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga acuannya dari 4,5 persen sebelum tahun depan. Inflasi Israel telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan pembacaan terbaru sebesar 3,2 persen tahun-ke-tahun, di atas kisaran target 1-3 persen.
Wakil Gubernur Bank Israel, Andrew Abir, mengatakan kepada Bloomberg bulan lalu bahwa ia meragukan kondisi akan tersedia untuk pelonggaran moneter sebelum akhir tahun.
"Perang berlangsung lebih lama dari perkiraan," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)