Erupsi 39 Kali, Status Gunung Semeru Masih Siaga
Hingga Rabu siang (24/1/2024) pukul 12.00 WIB Gunung Semeru telah terjadi 38 kali gempa letusan erupsi dan tiga kali gempa hembusan.
IDXChannel - Gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi sebanyak dua kali sejak Rabu pagi (24/1/2024). Pada erupsi pertama Gunung Semeru terjadi pada 07.25 WIB dan erupsi kedua pukul 08.55 WIB.
Pada erupsi pertama ketinggian 700 meter awan panas pada pukul 07.25 WIB mengarah ke utara. Sedangkan pada erupsi kedua tercatat pukul 08.55 WIB, material vulkanik berupa abu vulkanik keluar dari kawah hingga ketinggian 800 meter.
Pada erupsi kedua kali ini abu vulkanik mengarah ke barat laut, dengan intensitas abu vulkanik terpantau cukup tebal. Sementara dalam pengamatan di seismograf, dengan amplitudo maksimal 23 mm dan durasi maksimal 110 detik.
Petugas pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Sigit Rian Alfian mengatakan, hingga Rabu siang (24/1/2024) pukul 12.00 WIB Gunung Semeru telah terjadi 38 kali gempa letusan erupsi dan tiga kali gempa hembusan.
Rinciannya 16 kali gempa atau erupsi serta dua kali gempa hembusan dalam rentang waktu pukul 00.00 - 06.00 WIB, dan 23 kali gempa letusan erupsi dan satu kali gempa hembusan, pada rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB.
"Di rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB. Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak, dengan suhu udara 23 - 29 derajat," kata Sigit Rian Alfian melalui keterangan tertulisnya, Rabu (24/1/2024).
Khusus untuk aktivitas vulkanik berupa letusan erupsi sebanyak 23 kali pada rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 terekam seismograf amplitudo 12-23 mm, dan lama gempa 69-107 detik.
"Kemudian 3 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 5-8 mm, dan lama gempa 48-56 detik. Tingkat aktivitas Gunung Semeru masih di level III atas siaga," tegasnya.
Pihaknya pun masih meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
"Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
"Waspada potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkasnya.
(NIY)