News

Ini 12 Provinsi dengan Kasus Stunting Tertinggi di Indonesia

Kevi Laras 08/12/2022 10:38 WIB

Pemerintah tengah berupaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, dengan target 14% di 2024.

Ini 12 Provinsi dengan Kasus Stunting Tertinggi di Indonesia (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah tengah berupaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, dengan target 14% di 2024. Sementara itu, masih ada peningkatan kasus stunting di beberapa daerah yaitu sebanyak 12 provinsi

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pendekatan spesifik dilakukan untuk melihat faktor risiko, kemungkinan stunting di kemudian hari dan juga melakukan intervensi di sektor kesehatan.

“Kita punya waktu hanya 2 tahun lagi sebelum akhirnya kita mencapai target stunting menjadi 14% di 2024,” ucap Prof. Dante dalam Sehat Negeriku laman Kemenkes, Kamis (8/12/2022)

Berdasarkan data Kemenkes ada 12 provinsi yang perlu difokuskan untuk percepatan penurunan stunting, terdiri dari yang memiliki prevalensi stunting tertinggi, yaitu;

-Nusa Tenggara Timur (NTT)
-Sumatera Barat
-Aceh
-Nusa Tenggara Barat (NTB)
-Kalimantan Selatan
-Sulawesi Tenggara 
-Sulawesi Barat. 

Serta ada pula lima provinsi dengan jumlah kasus terbesar yaitu:

-Jawa Barat
-Jawa Timur
-Jawa Tengah
-Sumatera Utara
- Banten

Secara nasional prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, dari 27.67% (Survei Status Gizi Balita Indonesia, 2019) menjadi 24,4% di tahun 2021 (SSGI, 2021). 

Namun masih dibutuhkan intervensi spesifik untuk penanganan stunting, mulai dari intervensi yang dilakukan sebelum bayi lahir, melalui remaja putri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), ibu hamil mengkonsumsi tablet TTD selama kehamilan, ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi,

Kemudian, ditambah intervensi yang dilakukan setelah bayi lahir, melalui bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif, anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya, balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi, balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk, balita memperoleh imunisasi dasar lengkap.

(DES)

SHARE