News

Ini Alasan Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto hingga Raden Rubini

Muhammad Refi Sandi/MPI 03/11/2022 13:48 WIB

Jokowi bakal menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada lima tokoh pada 7 November 2022 mendatang. Salah satu yang mendapatkan gelar tersebut yaitu Soeharto.

Ini Alasan Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto hingga Raden Rubini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Jokowi bakal menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada lima tokoh pada 7 November 2022 mendatang. Salah satu yang mendapatkan gelar tersebut yaitu Soeharto yang merupakan dokter pribadi Soekarno.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Mahfud MD menyebut tokoh pertama yang mendapat gelar pahlawan nasional tahun ini yaitu Dr. dr. H.R Soeharto dari Jawa Tengah.

Soeharto merupakan dokter yang merawat dan mendampingi Presiden Soekarno dan para pejuang bangsa di BPUPKI. Kemudian juga ikut Presiden Soekarno, Radjiman, dan M Hatta untuk memastikan kemerdekaan Republik Indonesia di Dalat dan berjuang di lapangan memberikan pengobatan terhadap para pejuang yang jatuh atau menjadi sakit dan cacat di dalam perjuangan melawan Belanda dan Jepang.

Kedua, KGPAA Paku Alam VIII dari DIY beliau salah seorang raja bersama Sultan Hamengkubuwono ke IX yang dulu menjadi penguasa Jogja dan Pakualaman sebagai daerah otonomi khusus dari kerajaan Belanda sehingga sebenarnya ketika Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus itu sebenarnya DIY dan Pakualaman tidak termasuk di dalamnya karena bukan termasuk yang dikelola administratif oleh Hindia Belanda.

Ketiga, dr. Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat beliau yang memberikan pelayanan pengobatan bagi para pejuang di hutan hutan. Bahkan beliau dan istrinya dibunuh pada jaman penjajahan Jepang sehingga Presiden menganggap ini layak untuk dijadikan Pahlawan Nasional.

Soeharto yang berjuang bersama Soekarno merebut kemerdekaan RI. (Foto: MNC Media)

Keempat, H Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara beliau yang meneriakan perjuangan kemerdekaan untuk Republik Indonesia sampai pernah diasingkan ke Bovendighul dan Nusakambangan. Dan Presiden menganggap bahwa di Maluku Utara ada lagi nama yang pantas diberikan gelar pahlawan.

Kelima, KH Ahmad Sanusi dari Sukabumi Jawa Barat beliau adalah anggota badan penyelidik usaha usaha persiapan kemerdekaan (BPUPK) seangkatan dengan Bung Karno dan Bung Hatta, KH Wahid Hasyim, KH Kahar Muzakir, Ki Bagus Hadi Kusumo yang semuanya sudah menjadi pahlawan nasional.

KH Ahmad Sanusi dari Jawa Barat aktif merumuskan dasar negara kita dasar negara pancasila beliau salah seorang yang mendorong kompromi dibentuknya negara dimana agama itu tidak dibentuk menjadi negara agama tapi bukan juga negara sekuler melainkan negara kebangsaan yang berketuhanan dan itu nama ideologinya Pancasila. 

Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan alasan  gelar pahlawan tidak diberikan pada 10 November 2022, melainkan pada 7 November 2022. Menurut dia, itu karena Presiden harus menghadiri KTT ASEAN.

 "Waktu penyerahan akan disampaikan oleh Presiden di Istana Negara pada 7 November karena kalau tahun lalu dilaksanakan persis pada hari pahlawan sesudah dari Kalibata upacara biasanya ke Istana Negara mengumpulkan keluarga dan Pemda ybs tapi kali ini Presiden mengambil 7 November seperti dulu 2018 karena Presiden tanggal 10 akan hadir ke KTT ASEAN di Kamboja.”

“Presiden harus hadir untuk menerima tongkat ketetuaan secara bergilir ASEAN itu. Tanggal 8 November sudah berangkat sehingga tanggal 7 November itu penyerahannya," kata Mahfud dalam konferensi pers secara virtual di Youtube Kemenkopolhukam, Kamis (3/11/2022).

Mahfud meminta masyarakat yang daerah-daerahnya telah ditetapkan pahlawan nasional agar menyambut dengan penuh kegembiraan. Ia menyebut akan mengundang keluarga kelima pahlawan nasional secara terbatas ke Istana Negara untuk prosesi penganugerahan.

"Diharapkan kepada masyarakat yang daerahnya tadi sudah ditetapkan pahlawan nasional yang baru supaya menyambut dengan penuh kegembiraan syukuran kalo perlu ada acara-acara adat kalau perlu. Dan keluarganya secara terbatas diundang ke Istana untuk menerima penganugerahan ini," ujarnya.  

(FRI)

SHARE