News

Jelang Musim Kemarau, Masyarakat Diimbau Lakukan Empat Langkah Mitigasi Ini

Binti Mufarida 20/02/2023 10:57 WIB

BMKG menyampaikan, ada empat langkah mitigasi yang bisa dilakukan masyarakat menjelang musim kemarau di Indonesia.

Jelang Musim Kemarau, Masyarakat Diimbau Lakukan Empat Langkah Mitigasi Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, ada empat langkah mitigasi yang bisa dilakukan masyarakat menjelang musim kemarau di Indonesia. Sehingga, pada saat terjadi musim kemarau tidak akan terjadi krisis air.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan, saat ini sejumlah wilayah di Indonesia masih ada kecenderungan mengalami hujan. Sehingga, bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.

“Untuk mitigasi yang BMKG sampaikan atau sarankan mencegah krisis air pada saat musim kemarau, saat ini kan kita melihat bahwa kondisi iklim global menunjukkan La Nina lemah artinya menuju netral ya. Kondisi ini memberikan latar belakang atmosfer lebih basah dan masih ada hujan,” kata Guswanto dikutip dari kanal YouTube resmi BMKG, Jakarta, Senin (20/2/2023).

Bahkan, kata Guswanto, dari analisis curah hujan sampai hari ini masih ada kecenderungan wilayah Bali, Nusa Tenggara, bahkan di Jawa bagian selatan ini masih basah, masih dapat mendatangkan hujan.

“Maka mitigasi yang kita sarankan, yang pertama adalah pada saat masih ada curah hujan mari kita kita tampung. Artinya seperti di Jawa Tengah adalah masyarakat permanen hujan, hujan yang jatuh saat ini ditampung di waduk, embung, ataupun di tempat-tempat yang bisa nanti pada saat musim kemarau itu kita jadikan sumber mata air,” katanya.

Kedua, kata Guswanto, tidak melakukan pencemaran khususnya di wilayah perkotaan dengan tidak membuang bahan kimia atau sampah plastik di sungai ataupun embung yang bisa dijadikan sumber mata air pada saat musim kemarau tiba.

“Biasanya kita melihat bahwa krisis air itu biasanya di perkotaan adanya pencemaran ya, maka dari itu dari atau kurangilah pencemaran tidak membuang bahan-bahan kimia ataupun sampah plastik ke dalam embung ataupun saluran sungai pada saat hujan, karena ini nanti menjadi tampungan pada saat krisis air menjadi sumber mata air,” kata Guswanto.

Ketiga, Guswanto mengajak untuk melakukan penanaman pohon ataupun melakukan gerakan penghijauan yang akan bisa menyimpan air.

"Tanaman-tanaman ini bisa menahan air hujan menjadi sumber air di wilayah tertentu tidak terjadi kekeringan karena ditebang maka biasanya menjadi sumber bahan kekeringan,” jelas dia.

Terakhir, kata Guswanto, tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Hal ini penting agar jangan sampai dilakukan karena bisa menyebabkan sekaligus memengaruhi sumber mata air terutama di daerah gambut.

"Daerah gambut biasanya akan menyimpan air hujan. Tapi kalau gambut ini sudah terbakar maka pada saat musim kemarau dia tidak bisa menyimpan air hujan yang ada di dalamnya sehingga kita bisa terjadi krisis air,” pungkasnya.

(YNA)

SHARE