Kabar Hoax Bikin Capaian Booster RI Rendah
Masyarakat Indonesia masih mempercayai berita bohong atau palsu (hoaks) terkait vaksinasi Covid-19, khususnya booster.
IDXChannel - Masyarakat Indonesia masih mempercayai berita bohong atau palsu (hoaks) terkait vaksinasi Covid-19, khususnya booster. Hal ini membuat cakupan booster pertama pun masih rendah yaitu 28.32% atau di bawah 50%.
Berdasarkan data sebanyak 2.449 pasien meninggal dunia pada periode 4 Oktober sampai 21 November 2022. Sebanyak 82% di antaranya belum mendapatkan vaksin booster Covid-19.
Hal ini juga terlihat dari angka kematian tertinggi pada kelompok lansia (Lansia) bahwa 50% mereka belum mendapatkan vaksinasi.
“Upaya vaksinasi menjadi bagian upaya atau strategi kita dalam mencapai atau menuju berakhirnya pandemic Covid-19” jelas Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril dalam Sehat Negeriku laman Kemenkes, Kamis (8/12/2022).
Sementara di kesempatan berbeda, Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa bahwa masyarakat masih ada yang percaya berita hoax. Vaksinasi Covid-19 diragukan, dan enggan vaksin bukti efek dari hoaks tersebut, katanya.
"Bagi mereka yang sudah divaksinasi akan risiko mengalami perburukan dan kematian lebih rendah. Tetap ada dampak positifnya tapi negatif, kalau ke makan hoax tentang vaksin. Faktanya kalau di rawat di RS ada gejala sedang dan berat, mereka yang belum divaksin maupun dibooster," jelas dr Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat
Syahril pun mengatakan meskipun laju vaksinasi sempat mengalami penurunan pada bulan sebelumnya, mulai pertengahan November ada perbaikan. Grafik sudah mulai bergerak naik Kembali ke pertengahan November yang lalu.
"Mudah mudahan vaksin ketiga dan keempat akan semakin meningkat untuk mencapai cakupan yang dicapai WHO 70% atau diatas 50% untuk vaksinasi booster," tandasnya.
(DES)