News

Kasus Pagar Laut Tangerang Belum Ada Tersangka, Polisi Tunggu Hasil Uji Alat Bukti

Riana Rizkia 14/02/2025 15:11 WIB

Polisi masih menunggu hasil pengujian alat bukti Puslabfor terkait dugaan pemalsuan SHGB dan SHM kawasan pagar laut di Tangerang.

Kasus Pagar Laut Tangerang Belum Ada Tersangka, Polisi Tunggu Hasil Uji Alat Bukti

IDXChannel - Polisi masih menunggu hasil pengujian alat bukti oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), terkait dugaan pemalsuan sertifikat hak guna bangunan (SHGB), dan sertifikat hak milik (SHM) kawasan pagar laut di Tangerang.

"Yang Tangerang kita sudah proses sidik, tinggal nunggu alat bukti-alat bukti lainnya. Karena kita masih menunggu dari labfor dan lain sebagainya," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2025).

Djuhandani menambahkan, pihaknya tinggal menunggu hasil uji alat bukti tersebut, sedangkan penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk kepala desa (kades) Kohod.

"Tapi kalau proses pemeriksaan, penyidik sudah merasa cukup. Hanya tinggal pembuktian-pembuktian terkait barang yang palsu. Tentu saja ini secara scientific akan dibuktikan oleh penyidik melalui uji labfor," katanya.

"Kemungkinan dalam beberapa hari ini dari labfor sudah bisa memberikan kepastian, sehingga kita segera bisa menentukan apakah sudah bisa untuk penetapan tersangka atau tidak," lanjutnya.

Penyidik Bareskrim Polri sebelumnya telah melakukan penggeledahan di kantor dan rumah Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip pada Senin 10 Februari 2025, terkait dugaan pemalsuan SHGB, dan sertifikat hak milik SHM kawasan pagar laut Tangerang.

Djuhandhani mengatakan, terdapat tiga lokasi penggeledahan berbeda, yakni Kantor Desa Kohod, Rumah Kepala Desa Kohod Arsin, dan rumah Sekretaris Desa Kohod Ujang Karta. 

Berdasarkan penggeledahan tersebut, kata Djuhandani, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk alat pemalsuan dokumen.

"Adapun, hasil dari penggeledahan kami mendapatkan satu unit printer, kemudian satu unit layar monitor, kemudian keyboard, kemudian stempel sekretariat Desa Kohod, kemudian peralatan-peralatan lainnya yang kita duga sebagai alat yang digunakan untuk memalsukan girik dan surat-surat lainnya," kata Djuhandani.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE