Kasus Tuberkulosis Global Capai 8,2 Juta pada 2023, Indonesia Kedua Terbanyak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 8,2 juta kasus tuberkulosis (TB) baru di seluruh dunia sepanjang 2023.
IDXChannel - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 8,2 juta kasus tuberkulosis (TB) baru di seluruh dunia sepanjang 2023, jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1995.
Meskipun jumlah kematian terkait TB menurun dari 1,32 juta pada 2022 menjadi 1,25 juta tahun lalu, jumlah total orang yang tertular penyakit menular itu meningkat dari 7,5 juta menjadi 8,2 juta.
"Fakta bahwa TB masih membunuh dan membuat banyak orang sakit adalah hal yang keterlaluan, padahal kita memiliki alat untuk mencegahnya, mendeteksinya, dan mengobatinya," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataannya, dilansir dari AFP pada Rabu (30/10/2024).
"WHO mendesak semua negara untuk menepati komitmen yang telah mereka buat untuk memperluas penggunaan alat-alat tersebut, dan mengakhiri TB," katanya.
Tahun lalu, tingkat kejadian TB adalah 134 kasus baru per 100.000 orang -- peningkatan 0,2 persen dibandingkan dengan 2022.
India mencatat jumlah terbanyak tahun lalu, sekitar 26 persen dari total. Indonesia berada di peringkat kedua dengan 10 persen.
India, indonesia, China, Filipina, dan Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Kongo menyumbang dua per tiga total kasus baru TB global tahun lalu.
Penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini disebabkan oleh bakteri dan paling sering menyerang paru-paru. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika orang dengan TB paru batuk, bersin, atau meludah.
WHO mengatakan sejumlah besar kasus TB baru didorong oleh lima faktor risiko utama: kekurangan gizi, infeksi HIV, gangguan penggunaan alkohol, diabetes, dan, terutama di kalangan laki-laki, merokok.
"Tonggak sejarah dan target global untuk mengurangi beban penyakit TB tidak tercapai," kata WHO.
"Pada 2023, TB mungkin kembali menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia akibat agen infeksi tunggal, setelah tiga tahun digantikan oleh penyakit virus korona (Covid-19)," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)