LRT Jabodebek Kerap Gangguan, Jumlah Penumpang Diprediksi Menurun
Banyaknya gangguan yang terjadi pada moda LRT Jabodebek akan berdampak terhadap hilangnya kepercayaan masyarakat untuk gunakan LRT.
IDXChannel - Banyaknya gangguan yang terjadi pada moda LRT Jabodebek akan berdampak terhadap hilangnya kepercayaan masyarakat untuk gunakan LRT. Hal ini dikatakan Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana.
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Agustus 2023, hingga saat ini LRT Jabodebek banyak mengalami gangguan. Terakhir pada Rabu (18/10/2023) terjadi 28 pembatalan perjalanan karena adanya perawatan sarana kereta.
Aditya mengatakan bahwa LRT Jabodebek sebenarnya merupakan moda transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat DKI Jakarta dalam beraktivitas.
Hal tersebut lantaran waktu tempuh dan ketetapan waktunya. Terlebih lagi jalur yang dilalui tersebut merupakan jalur yang padat kendaraan.
"Kalo sarana tidak handal atau sering terjadi gangguan yang mengakibatkan tidak tepat waktu kondisi sarana banyak gangguan dan itu pasti akan menurunkan minat masyarakat gunakan LRT Jabodebek," kata Aditya saat dihubungi, Kamis (19/10/2023).
Aditya mengatakan gangguan-gangguan yang terjadi ini lantaran belum familiarnya operator terhadap sistem teknologi yang canggih ini.
Adapun sistem yang digunakan ialah sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3 yang digunakan LRT Jabodebek masih belum familiar bagi Indonesia.
CBTC adalah sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi canggih, yang dapat mengoperasikan kereta tanpa masinis dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi.
"Dan gangguan gangguan ini tidak lepas dari teknologi yang tinggi yang digunakan belum terlalu familiar di Indonesia," katanya.
Adapun langkah yang perlu dilakukan oleh operator kedepannya ialah menyediakan tim teknis baik dari INKA yang berkaitan dengan sarananya maupun dari tim Siemens terkait dengan persinyalan.
"Mau tidak mau di masa operasional ini seiring dengan frekuensi perjalanan ditambah kesiapan operasional harus benar-benar prima. Karena gangguan satu perjalanan itu akan berdampak kepada gangguan perjalanan lainnya. Belum lagi kalo masalah kesiapan saranya benar-benar belum siap beroperasi. Nah itu yang akan menjadi masalah lagi," katanya.
(NIY)