LRT Jabodebek Pangkas Jumlah Kereta yang Beroperasi, Ini Respons Pengamat
MTI meminta PT KAI menambah pengadaan mesin bubut roda LRT Jabodebek. Hal itu untuk mempercepat proses perbaikan dan mengantisipasi penurunan pelayanan.
IDXChannel - LRT Jabodebek mengurangi jumlah kereta yang beroperasi menjadi dari 16 menjadi 9 trainset.
Hal itu mengakibatkan headway atau jarak tunggu antar kereta menjadi lebih panjang. Bahkan berdasarkan pantauan MNC Portal di lapangan, waktu tunggu kedatangan LRT bisa mencapai 1 jam lebih.
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana meminta PT KAI menambah pengadaan mesin bubut roda LRT Jabodebek. Hal itu untuk mempercepat proses perbaikan dan mengantisipasi penurunan pelayanan.
Aditya mengatakan jumlah mesin bubut roda saat ini jumlahnya kurang memadai. Hal tersebut menyebabkan LRT Jabodebek harus mengurangi jumlah operasional rangkaian kereta karena sebagian masih dalam tahap perbaikan di roda besinya.
"Saat ini penyebab utamanya adalah pada kondisi roda LRT yang sudah menjelang aus sehingga perlu proses pembubutan roda besi nya," ujarnya saat dihubungi MNC Portal, Sabtu (28/10/2023).
Oleh sebab itu, Aditya menyarankan PT KAI untuk mempercepat proses bubut roda, memastikan bahwa pembelian roda-roda baru untuk cadangan sudah memenuhi kualitas standar yang ditetapkan.
Selain itu, PT KAI juga perlu mempertimbangkan untuk menata ulang lebar lengkung jalur rel untuk mengurangi tingkat keausan roda, serta meningkatkan kapasitas bubut dengan menambah jumlah mesin bubut roda.
Hal itu menurutnya bakal membuat kenyamanan pengguna terganggu dan bisa menurunkan minat masyarakat menggunakan LRT yang saat ini sudah mulai terbentuk.
"Dalam kondisi pelayanan sarana menurun, saya menyarankan untuk mengenakan tarif yang termurah dulu untuk pelanggan sebagai kompensasi waktu tunggu yang relatif lama dan frekuensi perjalanan yang berkurang," pungkas Aditya.
(SAN)