Mahfud Lapor Hasil Analisis Kasus Korupsi BTS ke Jokowi: Masalah Muncul di 2020
Plt Menkominfo Mahfud MD melaporkan kepada Presiden Jokowi hasil analisis kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G Kominfo.
IDXChannel - Pelaksana tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) hasil analisis kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G oleh BAKTI Kemenkominfo.
"Saya melaporkan berdasar hasil dokumen dan analisis yang saya peroleh jadi ini adalah proyek BTS yang sudah direncanakan sudah lama dan itu penting bagi rakyat Indonesia agar harus diteruskan itu berlangsung sejak tahun 2006 sampai tahun 2019 berjalan bagus," kata Mahfud di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Mahfud menjelaskan, masalah kemudian muncul pada tahun anggaran 2020-2021 saat Johnny G Plate menjabat sebagai Menkominfo. Saat itu, dana proyek sekitar Rp28 triliun diminta dicairkan Rp10 triliun terlebih dahulu. Namun, hingga Desember 2021, tidak ada BTS atau tower yang dibangun.
"Tetapi pada bulan Desember, ketika laporan harus disampaikan dan penggunaan dana itu harus dipertanggungjawabkan, ternyata sampai Desember tahun 2021 barangnya ndak ada, BTS-nya itu tower-tower-nya itu tidak ada," jelasnya.
Lalu proyek tersebut, kata Mahfud, minta diperpanjang lagi dengan alasan pandemi Covid-19. Namun, dari 4.200 tower yang ditargetkan, baru 958 yang dibangun.
"Padahal uangnya sudah keluar tahun 2020-2021, minta perpanjangan sampai Maret. Seharusnya itu tidak boleh secara hukum," papar dia.
Mahfud menerangkan, dari 958 tower itu tidak diketahui apakah itu benar bisa digunakan atau tidak. "Karena sesudah diambil delapan sampel dan itu semuanya tidak ada yang berfungsi sesuai dengan spesifikasi tetapi diasumsikan dulu bahwa itu benar," kata Mahfud.
"Dan itu nilainya hanya sekitar Rp2,1 triliun. Sehingga masih ada penyalahgunaan dana atau ketidakjelasan dana yang tidak dipertanggungjawabkan dan nanti harus dipertanggungjawabkan di pengadilan itu sebesar Rp8 koma sekian triliun," ungkapnya.
(YNA)