News

Maskapai Penerbangan Pertimbangkan Setop Sementara Rute Timur Tengah usai Serangan AS ke Iran

Kunthi Fahmar Sandy 23/06/2025 10:48 WIB

Singapore Airlines (OTC:SINGY), salah satu maskapai dengan profil tertinggi di Asia, menyebut situasi tersebut tidak pasti.

Maskapai Penerbangan Pertimbangkan Setop Sementara Rute Timur Tengah usai Serangan AS ke Iran (FOTO:Dok Laman Investing)

IDXChannel - Maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia mempertimbangkan berapa lama mereka akan menangguhkan penerbangan ke Timur Tengah setelah AS menyerang Iran.

Dilansir dari laman Investing Senin (23/6/2025), Singapore Airlines (OTC:SINGY), salah satu maskapai dengan profil tertinggi di Asia, menyebut situasi tersebut tidak pasti karena mereka membatalkan penerbangan dari Singapura ke Dubai setelah masalah keamanan.

Rute Timur Tengah menjadi lebih penting untuk penerbangan antara Eropa dan Asia sejak wilayah udara Rusia dan Ukraina ditutup karena perang. Tetapi situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan ruang kosong di atas Iran, Irak, Suriah, dan Israel.

Sementara, Air France KLM (OTC:AFLYY) mengatakan  bahwa mereka membatalkan penerbangan ke dan dari Dubai dan Riyadh pada hari Minggu dan Senin. 

"British Airways, yang dimiliki oleh IAG ICAG.L, juga membatalkan penerbangan ke dan dari Dubai dan Doha untuk hari Minggu. Mereka masih meninjau situasi tersebut," kata Manajemen dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.

Serangan rudal dan pesawat nirawak di sejumlah zona konflik yang terus bertambah menimbulkan risiko tinggi bagi lalu lintas penerbangan. Sebuah organisasi yang memantau risiko penerbangan, Safe Airspace, situs web yang dikelola oleh OPSGROUP, memperingatkan bahwa serangan AS terhadap situs nuklir Iran dapat meningkatkan ancaman bagi operator Amerika di wilayah tersebut.

Beberapa hari sebelum serangan AS, American Airlines (NASDAQ:AAL) menangguhkan penerbangan ke Qatar. Sedangkan United Airlines melakukan hal yang sama dengan penerbangan ke Dubai.

Maskapai penerbangan khawatir tentang potensi lonjakan harga minyak setelah serangan AS, yang akan meningkatkan biaya bahan bakar pesawat.

Sementara itu, Israel meningkatkan jumlah penerbangan untuk membantu para pelancong yang terlantar di dalam dan luar negeri. Otoritas Bandara negara itu mengatakan, penerbangan penyelamatan ke negara itu akan diperluas pada hari Senin dengan 24 penerbangan per hari, meskipun setiap penerbangan akan dibatasi hingga 50 penumpang. 

Maskapai penerbangan Israel El Al (TASE:ELAL) pada hari Minggu mengatakan telah menerima permohonan untuk meninggalkan negara itu dari sekitar 25.000 orang dalam waktu sekitar satu hari.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE