Mengapa Pengungsi Rohingya Banyak datang ke RI?
Indonesia menjadi tujuan utama bagi ribuan pengungsi Rohingya dalam beberapa waktu terakhir.
IDXChannel - Indonesia menjadi tujuan utama bagi ribuan pengungsi Rohingya dalam beberapa waktu terakhir. Penyebab meningkatnya jumlah pengungsi yang datang ke Indonesia dari Myanmar adalah hasil dari berbagai faktor yang mengakibatkan krisis kemanusiaan yang memprihatinkan.
Eskalasi kekerasan di Rakhine State, Myanmar, telah memaksa ribuan orang Rohingya untuk melarikan diri dari rumah mereka. Serangan militer yang meningkat dan ketegangan antar-etnis telah memicu gelombang besar pengungsi yang mencari perlindungan di negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.
Pengungsi yang tiba di Indonesia membawa cerita mengerikan tentang kondisi di Myanmar, termasuk kekurangan makanan, akses terhadap layanan medis yang terbatas, dan pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis. Semua faktor ini mendorong mereka untuk meninggalkan Myanmar dan mengungsi ke Indonesia
Pengamat Sosial dan Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahardiansah mengatakan jika datangnya etnis rohingya secara terus menerus ke Indonesia bisa menyebabkan senjata makan tuan dan berkaca pada kejadian sebelum-sebelumnya justru akan memperburuk citra Indonesia yang disebabkan oleh etnis rohingnya itu sendiri.
Selain itu ada indikasi kegiatan mafia dalam kejadian ini seperti etnis rohingya yang ingin masuk ke Indonesia diharuskan membayar Rp14 juta untuk orang dewasa dan Rp7 juta untuk anak-anak.
“Contoh itu disini, di Indonesia seolah-olah Indonesia apa namanya lahan yang subur, lahan yang bebas orang bisa seperti negeri tak bertuan. Jadi dianggapnya mereka ini merupakan pekerjaan para mafia sebenarnya. Saya melihat itu, jadi lebih baik menurut saya pemerintah harus tegas saja. Karena itu akan terus-terusan diberikan sebagai kemanusiaan. Jadi itu akan menjadi masalah di kemudian hari," ujar Trubus kepada IDXChannel, Rabu (14/12/2023).
Kedatangan yang besar dari pengungsi Rohingya menempatkan tekanan signifikan pada masyarakat lokal di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang menerima jumlah pengungsi yang besar seperti Aceh.
Sementara itu, langkah-langkah juga sedang dipertimbangkan untuk mencari solusi jangka panjang, termasuk relokasi, pemulihan, dan integrasi yang berkelanjutan.
Trubus juga menambahkan bahwa pemerintah harus lebih tegas terhadap kejadian ini. Masyarakat sudah jelas-jelas menolak, dan sudah seharusnya pemerintah pun juga tegas menolak.
“Langkah-langkah strategis ya mereka harus ditampung dengan jangka waktu mas, misalnya 3 atau 6 bulan. Yang jelas ada jangka waktu nya mas. Kemudian yang kedua sesuai dengan kapasitas kita, memang kita mau ngasih makan terus mas. Rakyat kita pada miskin susah payah, ngapain kita ngurusin orang? Jadi kita gausah, gausah terlalu terbuka atas nama kemanusiaan," ujar dia.
Kondisi yang dihadapi masyarakat Indonesia atas datangnya pengungsi Rohingya memerlukan tanggapan yang segera dan berkelanjutan dari pemerintah.
“Kita memang harus menolong, cuma menolong harus dibatasi harus berapa misalnya 100 atau 200. Jangan sampai berbondong-bondong berdatangan seperti itu. Itu masalahnya disitu, itu kalo nambah banyak disitu, ujung-ujungnya apa? Minta pekerjaan. Mereka nanti seperti di Malaysia, kita ini harus jadi bangsa yang berani ngadepin segala sesuatunya," kata dia.
Penulis: Muhammad Fazri Yogasara Dewa
(SLF)