News

Menlu Retno Sebut Gencatan Senjata di Gaza Harus Segera Dilakukan

Widya Michella 28/07/2024 09:04 WIB

Menlu mengangkat mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional.

Menlu Retno Sebut Gencatan Senjata di Gaza Harus Segera Dilakukan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi, memimpin Pertemuan para Menlu ASEAN dan Amerika Serikat (AS) bersama Menlu AS, Antony Blinken, di Vientiane, Laos (27/7). Indonesia adalah Koordinator Kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024.

Menlu mengangkat mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional. Menurutnya Kemitraan ASEAN dan Amerika Serikat harus berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas dunia. Oleh karena itu, Hukum internasional harus ditegakkan di mana pun baik di Ukraina, di Laut China Selatan dan tentunya di Palestina.

“Kita tidak bisa menutup mata akan kondisi krisis kemanusiaan di Gaza. Saat kita bicara di sini, lebih dari 40 ribu orang dibunuh. Gencatan senjata harus segera dilakukan untuk hentikan kekejaman ini," katanya dikutip Minggu (28/7/2024).

Menlu Retno mengajak Amerika Serikat dan ASEAN untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan. 

Kemudian dalam pernyataan nasionalnya, Menlu Retno menyampaikan dua hal : Pertama, Amerika Serikat sebagai mitra untuk perdamaian.

“Sebagai mitra, kata Retno, penting bagi kita untuk menghormati hukum internasional. Menciptakan budaya dialog juga penting," katanya. Karenanya, Indonesia menyambut baik komitmen AS untuk melanjutkan dialog dengan RRT. Selain itu, sentralitas ASEAN juga harus terefleksi dalam berbagai kerja sama antara ASEAN dan AS.

Kedua, Amerika Serikat sebagai mitra untuk pertumbuhan. Menlu Retno menyampaikan pentingnya negara-negara ASEAN meningkatkan kapasitas industrinya, termasuk untuk sektor mineral kritis. 

Terkait ini, Indonesia berharap AS sebagai negara anggota dari Minerals Security Partnership untuk berkontribusi membantu negara-negara di kawasan untuk bisa memenuhi standar ESG (Environmental, Social and Governance) untuk mineral.

"Kemitraan ASEAN dan AS harus menjadi faktor utama dan penentu dalam menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan menguntungkan bagi semua,"katanya.

Diketahui, pertemuan ASEAN – AS membahas isu-isu penting kawasan maupun global, antara lain, perdamaian dan stabilitas kawasan, isu Palestina, perubahan iklim, peningkatan kapasitas, perdagangan, ekonomi digital, infrastruktur, artificial intellegence, keamanan siber, energi bersih, kendaraan listrik, konektivitas, dan keamanan maritim.

Pertemuan ASEAN-AS kali ini merupakan pertemuan yang terakhir di bawah koordinasi Indonesia. Untuk periode 2024-2027, Indonesia akan menjadi Koordinator Kemitraan ASEAN-Australia.

(Kunthi Fahmar Sandy)

SHARE