Oknum Dukuh di Sleman Ngaku Potong BLT BBM Rp50 Ribu: Uang Pengertian
Oknum Dukuh di Sleman mengaku meminta uang Rp50 ribu dari BLT BBM warga yang diurusnya sebagai uang pengertian.
IDXChannel - P, salah satu oknum dukuh di Kelurahan Seyegan Kabupaten Sleman dilaporkan warganya karena telah telah memotong uang bantuan sosial (bansos) kompensasi BBM dan PKH sebesar Rp50 ribu per kepala keluarga.
Pelaku berdalih, uang tersebut untuk syukuran sebagai rasa terima kasih warga karena telah dibantu.
Ketika ditemui di kantor Kelurahan, P mengakui telah meminta uang sebesar Rp50 ribu dari para penerima bansos.
Tetapi dia tidak mempermasalahkan bila ada yang menolak memberikan uang. Karena itu bukan sebuah paksaan, dan bentuknya sukarela.
"Ini sekadar 'bukti pengertian' dari warga, yang telah dibantu pengajuan bansosnya. Ada sekitar 10 orang yang tidak memberikan, tapi yang lain memberikan dengan ikhlas kok," tuturnya, Rabu (7/12/2022).
P menambahkan, selama ini warga setempat kerap menerima bansos. Sebagai tanggung jawab dukuh, dia tentu membantu pengajuan hingga pencairan. Dia juga memperjuangkan warganya yang berhak agar mendapat bansos.
P mengaku, 31 tahun menjadi dukuh di Padukuhan tersebut, baru kali ini dia meminta dana sebagai 'bentuk perhatian' dari warganya. Namun uang tersebut belum sempat dipakai dan sudah dikembalikan semuanya kepada warga.
"Saya juga sudah mengakui bahwa itu kesalahan saya. Saya minta maaf," ucap lelaki itu.
Ayah tiga anak itu menambahkan, sudah legawa tak lagi menjadi Dukuh di tempat tinggalnya. P menilai, gejolak yang terjadi itu menunjukkan ada warga yang tidak suka kepada dirinya. Padahal P mengklaim selama menjadi orang nomor satu di Padukuhan, dirinya punya kompetensi.
"Saya ini memimpin dengan baik. Satu orang (yang tidak suka) ini. Kemudian memprovokasi warga, agar membawa saya ke Kalurahan. Padahal yang lain itu ikhlas saja memberikan uang Rp50 ribu," jelasnya.
Karena ada gejolak, dia mendatangi Kantor Kelurahan untuk mengundurkan diri, setelah didesak warganya. Saat berada di kantor kelurahan, P, dukuh yang dimaksud itu, berkenan menandatangani pernyataan akan mengundurkan diri.
"Ya karena warga meminta saya mundur, ya sudah saya mundur saja," ujar dia.
Kini, Padukuhan sedang mengalami kekosongan kepemimpinan dan masih berproses mencari pejabat pengganti. Namun dia masih harus menjalankan tugasnya yang belum selesai, membagikan undangan pembagian bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD).
"Ini, lihat. Saya tetap masih dimintakan tolong menyebarkan undangan," imbuhnya.
(FAY)