Suhu Bumi Naik Lebih Tinggi Dibanding Revolusi Industri, Seberapa Bahaya?
Badan Meteorologi Dunia mencatat kenaikan temperatur bumi secara global sebesar 1,2 derajat celcius.
IDXChannel - World Meteorological Organization (WMO) atau Badan Meteorologi Dunia mencatat kenaikan temperatur bumi secara global sebesar 1,2 derajat celcius. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan sebelum revolusi industri pada 1890.
“Sebetulnya kita semua sudah tahu bahwa global temperatur atau temperatur global, menurut Badan Meteorologi Dunia yang mengumpulkan data ya sejak tahun 1860, sebelum masa revolusi industri hingga 2022 itu terlihat tren kenaikan suhu,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan dari hasil pemantauan dari dalam dialog secara virtual, Senin (20/2/2023).
“Suhu udara permukaan ini meningkat sangat drastis di tahun 1860. Saat ini sudah mengalami peningkatan hingga mencapai 1,2 derajat Celcius, lebih hangat dibandingkan masa sebelum revolusi industri,” papar Dwikorita.
Menurutnya, kenaikan suhu inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadi kondisi cuaca ekstrem di sejumlah negara bahkan juga Indonesia.
“Ini kenapa akhir-akhir ini semakin sering terjadinya kondisi ekstrem ya, apakah hujan lebat angin kencang hujan ekstrem banjir bandang," ungkap dia.
Lalu, bagaimana suhu di Indonesia? “Di Indonesia ini juga sudah melampaui 1 derajat Celcius, sekitar 1,1 derajat Celcius. Memang sedikit lebih rendah dari rata-rata dunia. Jadi ini suhu rata-rata Global ini,” kata Dwikorita.
Artinya, kata Dwikorita, meskipun kejadian La Nina ini terjadi tiga tahun berturut-turut tetapi tren pemanasan global kenaikan suhu ini juga tidak terpengaruh.
“Dan hal ini peningkatan suhu ini memacu proses hidrologi menjadi semakin cepat, proses penguapan semakin cepat dan faktanya menjadi semakin intensif, dan memicu terjadinya curah hujan yang semakin ekstrem. Sehingga inilah fenomena kenapa kondisi ekstrem itu terjadi karena dampak dari pemanasan global tadi,” tandasnya.
(DES)