News

Swiss Buka Peluang Gabung Satgas Antikorupsi Global

Rahmat Fiansyah 20/08/2025 19:12 WIB

Inggris menyebut Swiss mempertimbangkan bergabung dalam The International Anti-Corruption Coordination Centre (IACCC).

Inggris menyebut Swiss mempertimbangkan bergabung dalam The International Anti-Corruption Coordination Centre (IACCC). (Foto: CoE)

IDXChannel - Inggris menyebut Swiss mempertimbangkan bergabung dalam The International Anti-Corruption Coordination Centre (IACCC), sejalan dengan rencana negara itu memperbaiki reputasinya sebagai surga "uang haram".

Dikutip dari Reuters, Rabu (20/8/2025), Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy dilaporkan telah berdiskusi dengan pemerintah Swiss soal IACCC. Salah satu topik yang dibahas yakni mengajak Swiss bergabung ke dalam IACCC.

"Swiss merupakan mitra kunci dalam memerangi praktik keuangan ilegal dan korupsi, dan partisipasi mereka sangat berharga," kata Lammy.

Menanggapi kabar tersebut, Kementerian Luar Negeri Swiss menyatakan, saat ini status Swiss di IACCC baru sebatas pengamat alias observer. Inggris selaku ketua diakui mengajak Swiss menjadi anggota penuh organisasi.

"Dalam konteks ini, Swiss tengah mengkaji berbagai opsi terkait kerja sama di masa depan dengan IACCC. Belum ada keputusan yang diambil saat ini," kata Juru Bicara Kementerian.

Dengan bergabung ke dalam Satgas, Swiss akan berbagi informasi intelijen dengan negara-negara anggota lain terkait investigasi besar yang menargetkan "uang haram".

Swiss belakangan berupaya memperbaiki citranya sebagai "safe haven" bagi praktik-praktik keuangan ilegal. Salah satunya dengan meningkatkan transparansi, termasuk aturan yang lebih ketat soal identitas penerima manfaat akhir (beneficial owner).

Satgas IACCC diluncurkan pada 2017 oleh Badan Kriminal Nasional Inggris (NCA). Satgas ini melibatkan banyak negara, termasuk AS, Australia, Kanada, dan Selandia Baru untuk berbagi informasi intelijen sekaligus mengoordinasikan investigasi.

Sejak didirikan, IACC telah mengidentifikasi hingga 1,8 miliar poundsterling "uang haram" dan membekukan sekitar 641 juta poundsterling.

NCA memperkirakan lebih dari 100 miliar poundsterling dana pencucian berada di Inggris. lewat struktur korporasi yang didaftarkan di negara tersebut.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE