Tekan Kasus DBD, Kemenkes Kaji Pemberian Vaksin sebagai Program Nasional
Kemenkes tengah mengkaji vaksin sebagai intervensi paling efektif untuk penanggulangan Demam berdarah dengue atau DBD.
IDXChannel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengkaji vaksin sebagai intervensi paling efektif untuk penanggulangan Demam berdarah dengue atau DBD.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dari awal 2023 hingga saat ini, terdapat 57.884 kasus dengue atau 21,06 kasus per 100 ribu penduduk dengan 422 kematian.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr Imran Pambudi MPHM mengatakan vaksin yang tengah dikaji yaitu QDENGA yang masih dilakukan pengujian untuk dilihat efikasi dan benefitnya.
Vaksin QDENGA diproduksi Takeda pada 22 Agustus 2022, diberikan pada individu usia 6-45 tahun dan diberikan dosis 0-3 bulan. Vaksin ini bisa diberikan tanpa adanya skrining awal.
"Kita menunggu rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat dipergunakan oleh program nasional," ujar dr Imran dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes dan Ngobras tentang info kesehatan terkini, Selasa (19/12/2023).
Dokter Imran mengatakan saat ini vaksin tersebut masih berbayar dan hanya tersedia di rumah sakit. Untuk harganya yaitu Rp550 ribu.
"Kalau dua dosis sekitar Rp1,1 juta sampai Rp1,2 juta, itu harga vaksinnya aja belum jasanya," tutur dia.
Selain itu ada juga vaksin DENGVAXIA yang diproduksi Senogi Pasteur pada 31 Agustus 2016. Vaksin ini bisa diberikan pada individu usia 9-16 tahun dan diberikan 3 dosis dengan rentan 6-12 bulan.
Namun, vaksin ini tidak direkomendasikan untuk kelompok individu dengan seronegatif dan perlu adanya skrining awal status serologi. (NIA)