Terminal Cicaheum akan Dialihkan Jadi Depo BRT, Serap Anggaran Rp1,3 Triliun
Terminal Cicaheum akan dialihkan menjadi depo BRT Bandung Raya. Pengalihan ini menyerap anggaran Rp1,3 Triliun.
IDXChannel - Terminal Cicaheum akan dialihkan menjadi depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Pengalihan ini menyerap anggaran Rp1,3 Triliun.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, A Koswara mengatakan, sumber pendanaan Depo BRT Bandung Raya ini tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Provinsi Jabar.
"Anggaran dari Kemenhub, totalnya dengan infrastruktur dan lain sebagainya mencapai Rp1,3 triliun," kata Koswara usai rapat bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Irjen Pol Risyapudin Nursin di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Senin (29/7/2024).
Koswara mengatakan, di luar anggaran itu, akan ada dana yang digunakan dari APBD Provinsi. Meski begitu, anggaran tersebut baru akan digelontorkan setelah Depo BRT rampung.
"Anggaran (pembangunan) dari pusat semua, untuk APBD-nya (Pemprov Jabar) itu untuk nanti, setelah operasional," katanya.
Koswara mengatakan, ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengalihan Terminal Cicaheum menjadi Depo BRT Bandung Raya ini, seperti pembangunan infrastruktur. Nantinya, hal itu akan dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jabar.
"Pemerintah pusat akan membangun infrastruktur dan menyiapkan sistem. Kalau tahapan sekarang sudah mulai dengan adanya bus Buy The Service (BTS)," kata dia.
Meski demikian, Koswara memastikan, BTS masih belum masuk dalam kategori angkutan massal karena belum memiliki dedicated line atau jalur khusus yang mana ada lima koridor. Sehingga, kategorinya masih bersifat angkutan perkotaan.
"Untuk jadi angkutan massal harus ada infrastruktur yang dibangun oleh pusat. Nanti akan dibangun ada jalur khusus dedicated bus way tapi buswaynya berbeda. Halte tapi haltenya juga akan sejajar dengan jalan. Kalau Jakarta tapping (bayar tiket) di halte, di Bandung nantinya tapping-nya di bus," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Irjen Pol Risyapudin Nursin mengatakan, tahap I pengalihan Terminal Cicaheum menjadi depo BRT Bandung Raya akan dilakukan pada tahun 2025. Pengalihan ini dilakukan secara bertahap sebelum nantinya resmi beroperasi penuh.
"Kami akan melakukan suatu langkah kemajuan untuk mencapai bagaimana di tahun 2025 akan kita segera bangun tahap 1 terkait dengan BRT, nanti tahap kedua di tahun 2026, tahap ketiga tahun 2027," kata Risyapudin .
Risyapudin menyebut, pengalihan ini tidak langsung meniadakan bus angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) dan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) serta beberapa UMKM yang ada di terminal. Dia memastikan, unsur tersebut masih akan tetap ada selama proses tahap I.
"Terminal Cicaheum tetap beroperasi walaupun ada BRT juga tetap akan kita laksanakan operasional untuk kendaraan-kendaraan (AKAP dan AKDP), untuk UMKM tetap," katanya.
Selain itu, untuk moda transportasi angkot juga akan tetap bisa beroperasi, rencananya. Angkot akan dikhususkan untuk feeder atau penghubung penumpang ke Terminal Cicaheum yang nantinya akan menjadi Depo BRT.
"Karena kami juga membutuhkan untuk UMKM untuk fasum, feeder untuk moda-moda transportasi lain penghubung tadi yang terintegrasi, terkontektifitas, untuk melayani masyarakat itu sendiri," katanya.
Risyapudin menyakini, nantinya, Depo BRT Terminal Cicaheum akan turut menekan kemacetan yang ada di wilayah Cekungan Bandung. Hal itu terbukti dari DKI Jakarta yang kini sudah menerapkan penggunaan BRT secara penuh.
"Insya Allah kita dengan adanya BRT ini seperti rekan-rekan kan tahu Jakarta, Surabaya, Medan yang tadinya semerawut, macet polusi, padat sekarag buktinya dengan adanya Trans Jakarta," kata Risyapudin.
"MRT semuanya moda itu akan menjangkau semuanya dan menghilangkan apa yang sekarag kita risaukan itu tidak akan terjadi," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)