Warga Kecandungan Judi Online Disebut karena Kurang Literasi Keuangan
Maraknya judi online (judol) menjadi salah satu perhatian pemerintah. Sehingga Presiden Jokowi membentuk Satgas Pemberantasan Judi Online.
IDXChannel - Maraknya judi online (judol) menjadi salah satu perhatian pemerintah. Sehingga Presiden Jokowi membentuk Satgas Pemberantasan Judi Online.
Bukan hanya pemerintah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Jawa Tengah (Jateng) dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jateng pun ikut menyoroti fenomena judi online yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
“Itu orang kena judi online, itu kurang literasi keuangannya. Coba-coba, akhirnya rugi, bunuh diri dan lain sebagainya. Kalau literasinya baik, oh yang benar harusnya ini-ini,” ujar Kepala Dinas Arpus Provinsi Jateng, Defransisco Dasilva Tavares alias Frans di Kantor BI Jateng, Semarang, Kamis ini (19/6).
Frans mengatakan, literasi keuangan bisa didapat dengan banyak membaca di perpustakaan umum, maupun perpustakaan khusus, seperti yang ada di Bank Indonesia Jateng maupun yang dimiliki berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Pemprov Jateng.
Dia menyebut, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Jateng sudah cukup tinggi. Saat ini, di Jateng, ada berbagai komunitas termasuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang diinisiasi pegiat literasi. Jumlahnya sekira 400 komunitas dan sudah berbadan hukum.
“Semangatnya dari bawah, ini yang harus kita fasilitasi, kita support. IPLM di Jateng tahun ini sudah cukup tinggi. Pada 2023, jauh lebih tinggi dari standar nasional, di atas 78 persen Jateng. Kalau nasional masih 60-an (persen),” ucap Frans.
Dia mengatakan, beberapa wilayah di Jateng yang memiliki IPLM tinggi di antaranya; Kota Salatiga, Kota Magelang hingga Kabupaten Kebumen. Salah satu parameternya di antaranya; jumlah pengunjung perpustakaan, durasi membaca hingga jenis buku yang dibaca.
“Kalau elektronik lebih mudah lagi memantaunya. Itu indikator kinerja kita,” ucap Frans.
Menurut Frans, adanya Perpustakaan Bank Indonesia Jateng sekaligus membentuk komunitas baca adalah tren positif yang perlu terus didukung. Sebab itulah, pihaknya ke depan juga akan terus berupaya mengembangkannya, salah satunya dengan program-program yang terkoneksi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra menuturkan, perpustakaan BI Jateng yang terletak di kantornya juga dilengkapi berbagai fasilitas, seperti Pojok Kartini hingga Pojok Baraile.
“Ini juga dalam rangka meningkatkan peran perpustakaan untuk menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Kami bentuk klub membaca, klub buku,” ujar Rahmat.
Bagi internal pegawai BI, kata Rahmat, perpustakaan internal itu juga berguna. Sebab, produk BI yang berupa kebijakan, tentunya juga didapat dari hasil membaca dan menganalisa berbagai literasi maupun fenomena yang terjadi.
“Untuk eksternal, kami ingin menumbuhkan minat baca, jadi indeks literasi kita, minat baca kita naik, bagi Indonesia khususnya Provinsi Jateng,” tuturnya.
Rahmat mengatakan, komunitas yang sudah dibentuk, akan secara berkala mengadakan berbagai kegiatan salah satunya untuk bedah buku dan berdiskusi. Masyarakat luas dipersilakan ikut meramaikan engan datang ke Kantor BI Jateng, gratis.
“Dari luar mau gabung, monggo banget. Kita kerja sama dengan komunitas,” ujar Rahmat.
(FAY)