Dinilai Masih Tertinggal, Ini Strategi Transformasi Bank Syariah untuk Tingkatkan Daya Saing
Berikut strategi yang bisa dilakukan perbankan syariah untuk mengejar ketertinggalannya dari bank konvensional.
IDXChannel - Perbankan syariah terus berlari mengejar ketertinggalannya dari bank konvensional. Pasalnya, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya kurang optimal serta teknologi informasi (TI) yang belum memadai. Oleh karena itu butuh transformasi agar perbankan syariah mampu berdaya saing dan berperan lebih nyata pada perekonomian nasional.
Sehubungan dengan itu, Sharia Banking Director CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara membeberkan strategi agar perbankan syariah mampu cepat bertransformasi. Salah satunya pengembangan produk, aktivitas, dan program secara internal. Menurutnya, hal ini memang menjadi suatu kelemahan, sebab perbankan syariah belum banyak dikenal oleh mayarakat luas.
"Literasinya saja baru 8 persen. Jadi di perbankan syariah itu, kalau menurut saya dalam beberapa tahun terakhir ini yang kita kebut adalah bagaimana kita memiliki produk yang setidaknya sama dengan yang dimiliki oleh perbankan konvensional. Itu dulu yang menjadi target," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (14/10/2021).
Tentunya, kata Pandji, dalam mengimbangi perbankan konvensional pasti memerlukan waktu cukup lama karena hal itu menyangkut modal, riset, perizinan, sumber daya manusia, dan masih banyak yang lainnya.
Kemudian, strategi terkait infrastruktur teknologi informasi dan ekosistem digital. Ia menerangkan bahwa ke depan tanpa dipungkiri perbankan akan disasar oleh generasi milenial di mana generasi ini tak luput dari perkembangan digital yang di mana hal itu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
"Satu hari saja kita pegang handphone berapa jam. Jadi infrastruktur teknologi informasi dan ekosistem digital ini adalah susuatu yang harus ditekankan dalam bertransformasi agar tidak kalah saing," jelasnya.
Lebih lanjut, hal yang perlu dilakukan dari segi internal, kata dia adalah menciptakan ketrampilan dan pengetahuan tenaga kerja yang baik. Baginya, hal ini adalah sesuatu yang terkadang terlewatkan. Maka dari itu, pada waktu mulai berlari melakukan transformasi, penting bagi perbankan untuk memilih tenaga kerja yang sudah ahli dalam bidangnya dan sesuai dengan kebutuhan dari perbankan syariah itu sendiri.
"Sebagai shortcut, perbankan harus tarik terlebih dahulu karyawan terbaiknya, dengan catatan maintenance orang-orangnya oun juga perlu diperhatikan. Jadi karyawan tersebut harus melek mengenai perbankan syariah," ucapnya.
Terakhir, ia menyebut customer experience jangan tertinggal. Sebab, ini merupakan suatu hal yang cukup penting. Adapun bisa dilakukan dengan memberikan produk yang beragam dan disertai dengan kualitas yang baik.
(IND)