SYARIAH

RI Miliki Potensi Wakaf hingga 188 Triliun, PWNU DKI Luncurkan Gerakan Santri Berwakaf Uang

Azfar Muhammad 21/10/2021 12:08 WIB

Melihat potensi wakaf Indonesia mencapai ratusan triliun, PWNU DKI Jakarta meluncurkan Gerakan Santri Nasional Berwakaf Uang dan jajaran pengurusnya.

RI Miliki Potensi Wakaf hingga 188 Triliun, PWNU DKI Luncurkan Gerakan Santri Berwakaf Uang (Dok.MNC Media)

IDXChannel —  Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar kegiatan ‘Launching Gerakan Santri Nasional Berwakaf uang sekaligus mengukuhkan jajaran pengurus Lembaga, Kamis (21/10/2021)

Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan LWP PWNU DKI Jakarta, Susono Yusuf, mengatakan, potensi wakaf yang besar dapat didaya gunakan untuk usaha-usaha produktif, sehingga dana wakaf akan terus berputar.

“Potensi wakaf di Indonesia sangatlah besar, setiap tahunnya bisa mencapai ratusan triliun, baik wakaf yang dihasilkan dari harta bergerak maupun tidak bergerak. Potensi wakaf uang sendiri diperkirakan, mencapai Rp 188 triliun,”  kata Susono melalui Webinar Virtual dalam peluncurannya. Kamis (21/10/1021). 

Susono meyakini santri berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui gerakan wakaf. Melalui gerakan tersebut diharapkan ada perkembangan yang signifikan terkait. 

“Untuk wakaf ini adalah hal yang sangat potensial, Kemudian manfaat hasil pengelolaannya akan didistribusikan untuk mauqif 'alaihseperti membantu masyarakat prasejahtera, dhuafa, yatim piatu, anak putus sekolah, dan lain-lain,” ujarnya. 

Tak hanya itu dirinya menyebutkan makna melalui penghimpunan wakaf produktif di Indonesia di Hari Santri pihaknya  menyebut bisa dilakukan sengan mudah. 

"Wakaf itu potensinya sangat besar, tidak akan habis nilai pokoknya dan manfaat hasil pengolahannya bisa terus abadi untuk disalurkan kepada masyarakat kurang sejahtera,"  kata Susono.

Dia berharap, melalui gerakan tersebut ada perkembangan yang signifikan terkait  penghimpunan wakaf produktif di Indonesia, terutama di DKI Jakarta

“Wakaf masih kurang dilirik. Pemahaman literasinya sangat rendah, apalagi kesadarannya masih rendah dan kita terus tingkatkan dan masif di Indonesia,” pungkasnya.  

(IND) 

SHARE