SYARIAH

Vaksin Meningitis Langka, Bagaimana Nasib Bisnis Umrah RI?

Widya Michella 21/10/2022 14:41 WIB

Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Tri Winarto menilai kelangkaan Vaksin Meningitis Meningokokus (MM) berdampak pada bisnis umrah.

Vaksin Meningitis Langka, Bagaimana Nasib Bisnis Umrah RI? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Tri Winarto menilai kelangkaan Vaksin Meningitis Meningokokus (MM) berdampak pada bisnis umrah di Indonesia.

Pasalnya, sebagai penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan vaksin sebagai syarat berangkat ke Tanah Suci.

"Iya travel saya mengalami kendala harus menunggu antrean ketersediaan. Sekarang itulah kondisinya tidak hanya di travel saya saja.  Anggota AMPUH juga mengeluh baik di Surabaya, Sumatera, Jogja, hingga Jawa tengah," kata Tri saat dihubungi MNC Portal, Jumat (21/10/2022). 

Diketahui pemerintah akan menyediakan vaksin MM sebanyak 250.000 pada pekan pertama Oktober 2022. Namun, lanjut Tri, jumlah vaksin itu pun tak sebanding dengan banyaknya calon jamaah umrah pasca pandemi covid-19.

"Ada penambahan vaksin terakhir 250 ribu, sangat tidak signifikan dengan kebutuhan jamaah yang memang setelah dua tahun tidak aktivitas jadi luar biasa jumlahnya yang ingin berangkat umrah. Jadi, ironis memang mewajibkan vaksin tetapi tidak ada barangnya," jelasnya.

Di sisi lain, vaksin meningitis tak lagi diwajibkan oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai syarat pelaksanaan ibadah umrah. Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta untuk tidak memaksakan vaksin MM kepada calon jamaah umrah. 

"Solusinya dalam hal ini Kementerian Kesehatan harus bijaksana, tidak memaksakan aturan wajib bagi jamaah umrah. Buktinya Saudi pun tidak menanyakan apapun kepada jamaah terkait dengan vaksin ini," tutur Tri. 

Jika kebijakan itu terus berlanjut, maka ribuan travel umrah di Indonesia akan bangkrut. "Disitu ada kehidupan karyawan dan keluarga yang bergantung pada bisnis ini. Kalau bisnis ini terhalang, tidak karena Saudi, justru karena dilakukan oleh internal Indonesia sendiri, tentu sangat tidak baik," sambung dia.

Sama halnya dengan, Waketum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Muhammad Azhar Gazali meminta pemerintah agar dapat mempertimbangkan kembali keharusan vaksin MM bagi calon jamaah umrah. 

"Ini yang lagi kami perjuangkan  di asosiasi. Kenapa negara tujuan tidak mewajibkan sebagai syarat, justru dari negara sendiri yang ngotot tetap mewajibkan sudah begitu tidak diikuti ketersediaan stok vaksin, kalau tidak mampu menyediakan jangan memaksakan mestinya," katanya.

(DES)

SHARE