Technology

Gaikindo Tegaskan Tak Ada Predatory Pricing, Sebut Harga Mobil China di RI Masuk Akal

M Fadli Ramadan 03/09/2025 12:08 WIB

Kehadiran produsen mobil asal China yang membawa mobil dengan harga murah menimbulkan spekulasi adanya praktik predatory pricing.

Gaikindo Tegaskan Tak Ada Predatory Pricing, Sebut Harga Mobil China di RI Masuk Akal. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel – Maraknya produsen otomotif asal China masuk ke Indonesia dengan menawarkan mobil dengan harga lebih rendah di kelasnya menimbulkan spekulasi adanya praktik predatory pricing atau menjual barang di bawah harga produksi.

Kondisi itu membuat banyak pihak merasa kehadiran kendaraan asal China merusak pasar dalam negeri.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengatakan pihaknya sudah melakukan peninjauan. Hasilnya, didapatkan harga yang ditawarkan di Indonesia sesuai dengan biaya operasional di China.

"Kita harus melihat di tempat asalnya harganya berapa. Kalau itu masuk (Indonesia) akan ditambah dengan ongkos kirim, bukan predatory. Memang strategi kompetisinya seperti itu," kata Kukuh saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, belum lama ini.

Terbaru, BYD Atto 1 meluncur dengan harga mulai Rp195 juta yang dianggap akan merusak pasar mobil di Indonesia. Sebab, harganya sudah setara dengan LCGC (Low Cost Green Car) yang diproduksi dengan komponen lokal tinggi.

Namun, Kukuh menegaskan perhitungan yang dilakukan Gaikindo terhadap kendaraan yang datang ke Indonesia sudah sesuai dengan harga yang ditetapkan produsen. Sehingga tidak ada perusak pasar karena sebuah brand ingin menekan harga agar dilirik oleh konsumen.

"Kita lakukan, kita cek. Dan memang masuk akal, bukan sesuatu yang kemudian apakah dumping, apakah subsidi. Terbantah ya (predatory pricing)," ujarnya.

Selain BYD Atto 1, sejumlah brand asal China juga melakukan revisi harga. Mereka beralasan meningkatnya penggunaan komponen lokal dan sejumlah penyesuaian bisa menekan harga jual.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE