Investasi Metaverse di Balik Alasan Mark Zuckerberg akan PHK Ribuan Karyawan?
Sebuah sumber mengatakan, PHK massal ini didorong oleh investasi besar-besaran perusahaan di Metaverse yang tidak membantu keuntungan perusahaan.
IDXChannel - Meta dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada Rabu (8/11/2022). Jika hal ini terjadi maka periode ini menjadi kasus PHK terbesar sepanjang sejarah di perusahaan teknologi.
Seperti dilansir dari TechSpot, Selasa (8/11/2022), PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi merupakan imbas dari perlambatan ekonomi secara makro.
Selain itu juga sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa PHK massal ini didorong oleh investasi besar-besaran perusahaan di Metaverse yang tidak membantu keuntungan dan harga sahamnya.
Meta sendiri mempekerjakan puluhan ribu karyawan selama tiga tahun terakhir. Pengurangan jumlah karyawan ini merupakan yang pertama dalam sejarah Meta, hal tersebut juga menjadi pertanda bahwa perusahaan tersebut tumbuh terlalu cepat.
Seorang juru bicara Meta menolak berkomentar, dan menunjuk kembali ke komentar Mark Zuckerberg selama panggilan pendapatan kuartal III pada akhir Oktober. Di mana Zuckerberg memang berencana menyusutkan jumlah karyawan.
Salah stau orang terkaya di dunia itu juga mengatakan beberapa tim dalam Meta akan tumbuh atau menyusut, meninggalkan perusahaan dengan ukuran yang sama atau agak lebih kecil pada akhir 2023.
Pada Oktober, Meta melaporkan pendapatan dan pendapatan kuartal III turun miliaran bersama dengan lebih dari setengah triliun dolar nilai pasar yang hilang selama setahun terakhir.
Saham perseroan juga anjlok sejak September lalu. Banyak yang menyalahkan masalah pada investasi Meta di divisi Metaverse Reality Labs, yang telah mengeluarkan miliaran uang sepanjang tahun 2021 dan 2022.
Dalam hal ini Zuckerberg percaya bahwa Metaverse adalah masa depan. Namun, kondisi saat ini, sebagian besar upaya bisnis Metaverse akan ditutup dalam beberapa tahun.
Selain Meta, Amazon mengumumkan pembekuan perekrutan minggu lalu, menyalahkan turbulensi makroekonomi.
Juga minggu lalu, pemilik Twitter baru Elon Musk berpisah dengan setengah staf perusahaan dalam upaya untuk memotong biaya terhadap utang yang dia bebani dengan Twitter setelah membeli perusahaan seharga USD44 miliar.
(SLF)