sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pamer di KTT G20, Mungkinkah Metaverse Jadi Masa Depan Teknologi?

Technology editor Maulina Ulfa - Riset
02/11/2022 16:35 WIB
Metaverse dipamerkan dalam ajang G20. Bagaimana nasib teknologi ini di masa depan?
Pamer di KTT G20, Mungkinkah Metaverse Jadi Masa Depan Teknologi? (Foto: MNC Media)
Pamer di KTT G20, Mungkinkah Metaverse Jadi Masa Depan Teknologi? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pertemuan puncak Presiden G20 Indonesia 2022 di Bali pada 15-16 November mendatang akan menghadirkan serangkaian informasi, pelatihan, dan pengalaman terkait metaverse.

Seperti diketahui, dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 akan membahas tiga isu utama yaitu energi, kesehatan, dan transformasi digital.

Sehubungan dengan transformasi digital, eksibisi teknologi metaverse pada G20 akan menampilkan kolaborasi antara Meta bersama Kominfo, WIR Group, dan CfDS Universitas Gadjah Mada.

Meta dan WIR Group yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan memperlihatkan manfaat dari teknologi metaverse bagi kehidupan sehari-hari.

Meta adalah perusahaan induk Facebook, Whatsapp, dan Instagram yang didirikan oleh Mark Zuckenberg.

Sedangkan, WIR Group adalah kelompok perusahaan berbasis teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI) di Asia Tenggara.

Adapun istilah metaverse merujuk pada dunia virtual 3D yang dihuni oleh avatar orang sungguhan. Zuckerberg menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang bisa dimasuki. Alih-alih hanya melihat layar, manusia dapat memasuki metaverse melalui sebuah alat berbentuk kacamata, tetapi berukuran tebal dan lebih besar.

Sebagai sebuah virtual land, metaverse digunakan untuk berbagai tujuan termasuk menyelenggarakan pertemuan virtual, pendidikan, hingga kebutuhan entertainment.

Melansir laman Kominfo, eksibisi teknologi metaverse ini akan membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mendobrak batas-batas ruang untuk mengakses pendidikan serta memberikan pengalaman kaya dan berbeda dalam moda perdagangan untuk menggerakkan ekonomi.

Kepala Kebijakan Publik untuk Meta di Indonesia, Landry Subianto menjelaskan, eksibisi metaverse pada G20 di Bali akan menyuguhkan dua pilar utama yakni pendidikan dan perdagangan.

Terkait dengan pembelajaran jarak jauh, teknologi metaverse dapat membawa anak didik melampaui batas ruang dan waktu.

Sedangkan Chief Sales and Marketing Officer WIR Group di Jakarta, Gupta Sitorus menyebut, saat ini WIR Group sedang membangun ekosistem metaverse Indonesia yang dinamakan Nusameta.

Ekosistem ini merupakan metaverse Indonesia yang mengedepankan kearifan lokal Indonesia.

Lalu masihkan metaverse menjadi idola di saat perusahaan induk Meta di Amerika Serikat (AS) tengah mengalami guncangan keuangan? Bagaimana nasib teknologi ini di masa depan?

Ambisi Metaverse Zuckenberg Disaat Laba Anjlok

CEO Meta Mark Zuckerberg menegaskan kembali komitmennya untuk menghabiskan miliaran dolar mengembangkan metaverse di tengah kekhawatiran investor tentang kesehatan bisnis periklanan online perusahaannya.

Pendapatan (revenue) dari iklan digital Meta dilaporkan anjlok ke angka USD 27,2 dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 28,3 di kuartal yang sama.

Pendapatan induk Facebook ini juga turun 4% dari tahun ke tahun menjadi USD27,7 miliar pada kuartal III, sedangkan pada periode yang sama labanya anjlok 52% menjadi USD4,4 miliar.

Para analis terdengar semakin frustrasi dengan adanya kenaikan biaya dan pengeluaran perusahaan, yang melonjak 19% dari tahun ke tahun menjadi USD22,1 miliar selama kuartal tiga.

Sumber: Laporan Keuangan Meta

Diketahui Meta sedang berupaya mengubah dirinya dari bisnis media sosial menjadi perusahaan metaverse-first.

Selama acara Meta Connect awal bulan ini, CEO Mark Zuckerberg menguraikan masa depan Meta termasuk kemitraan perusahaan dengan Microsoft (MSFT) dan Accenture (ACN).

Unit bisnis Meta untuk metaverse dan pengembangan teknologi augmented reality, Reality Labs sejauh ini telah kehilangan USD3,6 miliar pada Q3 tahun 2022.

Sumber: Laporan Keuangan Meta

Pendapatan di unit bisnis itu turun lebih dari 50% dari tahun ke tahun menjadi USD285 juta dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD558 juta. Menurut kepala keuangan Meta, Dave Wehner, kondisi ini dikaitkan dengan turunnya penjualan Meta Quest 2, salah satu produk andalan Reality Lab.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement