Technology

Kapitalisasi Pasar Google Sentuh USD3 Triliun untuk Pertama Kalinya

Febrina Ratna Iskana 16/09/2025 02:01 WIB

Induk perusahaan Google, Alphabet (GOOG, GOOGL), pada Senin (15/9/2025), menjadi perusahaan keempat yang mencapai kapitalisasi pasar USD3 triliun.

Kapitalisasi Pasar Google Sentuh USD3 Triliun untuk Pertama Kalinya. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Induk perusahaan Google, Alphabet (GOOG, GOOGL), pada Senin (15/9/2025) menjadi perusahaan keempat yang mencapai kapitalisasi pasar USD3 triliun.

Google bergabung dengan Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), dan Nvidia (NVDA) yang telah dahulu mencapai kapitalisasi pasar USD3 triliun, meskipun Nvidia saat ini tercatat telah mencapai  USD4 triliun berkat chip AI-nya.

Adapun pergerakan saham Google terjadi setelah perusahaan terhindar dari konsekuensi terburuk dalam persidangan antimonopoli.

Hakim pengadilan distrik federal Amerika Serikat (AS), Amit Mehta, memutuskan pada awal bulan ini bahwa Google tidak perlu menjual mesin perambahnya, Chrome.

Di sisi lain, Google merupakan salah satu pemain kunci dalam persaingan AI, berkat model Gemini dan chatbot-nya. Perusahaan ini, seperti Microsoft dan Amazon, juga mengintegrasikan AI ke dalam bisnis cloud-nya.

Hal itu menjadikan Google pilihan bagi pelanggan yang memerlukan layanan AI dan cloud atau yang ingin meningkatkan langganan cloud perusahaan.

Analis Citi, Ronald Josey, menulis dalam sebuah catatan investor pada Senin bahwa hasil persidangan antimonopoli dan penawaran cloud Google hanya akan membantunya terus tumbuh.

"Kami yakin laju kecepatan produk Google meningkat, sebagian dibantu oleh putusan Hakim Mehta yang memberikan pedoman operasional yang lebih jelas bagi Google," tulis Josey seperti dikutip dari Yahoo Finance, Senin (15/9/2025).

"Lebih spesifik lagi, kami yakin perangkat, kapabilitas, integrasi (di seluruh produk Google), dan adopsi Gemini terus berkembang di seluruh jajaran produk Google, dan ukuran serta skala Google memberinya keunggulan inheren (15 produk dengan 500 [juta pengguna aktif bulanan])," tambah Josey.

Namun, Google juga menghadapi persaingan yang semakin ketat di ranah pencarian dari perusahaan-perusahaan AI baru, termasuk OpenAI, Anthropic, dan Perplexity.

Selama persidangan Google, wakil presiden senior layanan Apple, Eddy Cue, bersaksi bahwa Apple telah melihat penurunan pencarian di peramban Safari untuk pertama kalinya pada April. Namun, Google kemudian membantah pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan melihat pertumbuhan di area lain.

Google juga belum sepenuhnya terbebas dari masalah regulasi. Perusahaan masih harus berjuang dengan gugatan antimonopoli periklanan daring yang sedang berlangsung. Dan menurut Bloomberg, Komisi Perdagangan Federal sedang menyelidiki praktik bisnis iklan Google dan Amazon.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE