Kulik Kondisi Saham Perusahaan yang Miliki Teknologi AI, Ada Google hingga Meta
Microsoft mengumumkan melakukan investasi senilai miliaran dolar kepada OpenAI.
IDXChannel - AI atau kecerdasan buatan sudah dimiliki oleh banyak perusahaan teknologi di seluruh dunia.
Bahkan, beberapa perusahaan tersebut menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan berbasis AI dengan nilai hingga miliaran dolar. Lantas, seperti apa pergerakan saham perusahaan yang memiliki teknologi AI? Berikut informasi lengkapnya.
Siapa yang tak kenal Google? Perusahaan mesin pencari terbesar yang didirikan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin itu menangani lebih dari 70% permintaan pencarian daring di seluruh dunia. Baru-baru ini, Google diketahui memiliki AI generatif, yakni Bard. Fitur AI itu diumumkan CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai pada 6 Februari 2023 lalu.
Melalui keterangan yang dimuat dalam blog resmi Google, Pichai mengemukakan bahwa Bard berupaya menggabungkan luasnya ilmu pengetahuan, kecerdasan, kekuatan, dan kreativitas.
Sebelumnya, Google juga mempunyai LaMDA atau Language Model for Dialogue Applications. Pada awal Februari 2023, Google dikabarkan menginvestasikan USD300 juta ke sebuah perusahaan start-up AI bernama Anthropic. Perusahaan ini diketahui merupakan kompetitor OpenAI yang banyak menjadi sorotan. Dengan begitu, dapat dikatakan Google mengambil 10% saham Anthropic dan sudah memiliki kontrak cloud besar. Namun, pihak Google tidak menjelaskan lebih rinci mengenai hal tersebut.
Sementara itu, saham Alphabet (Google) dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan 3,64%. Data terbaru (10 Februari 2023) menyebut, Google memiliki volume perdagangan di angka USD55 juta. Sayangnya, saham Google selama 6 bukan terakhir (sejak September 2022) mengalami penurunan 22,50%, meskipun grafik terlihat fluktuatif.
Microsoft
Perusahaan teknologi raksasa lainnya, Microsoft, juga mempunyai beragam produk AI. Microsoft didirikan Bill Gates dan Paul G. Allen pada tahun 1975. Hingga saat ini, Microsoft masih eksis dan terkenal di seluruh penjuru dunia. Microsoft mempunyai produk AI bernama Azure, yang terdiri dari 200 produk dan layanan cloud dan bisa diakses dari mana saja serta kapan saja. Keamanan atau proteksi dalam Azure tidak usah diragukan lagi. Sebab, Microsoft sangat mengutamakan tingkat keamanan dalam Azure.
Microsoft mengumumkan melakukan investasi senilai miliaran dolar kepada OpenAI. Meskipun begitu, tidak diketahui secara pasti berapa nominal yang diinvestasikan.
Pengumuman tersebut beredar pada minggu pertama Februari 2023. Microsoft diketahui sudah mendukung OpenAI dengan dana USD1 miliar pada Juli 2019. Terlebih, OpenAI sangat mendukung dan berkaitan erat dengan layanan Microsoft Azure.
Dalam satu bulan terakhir, saham Microsoft Corporation terpantau meningkat 12,89%. Data pada 10 Februari 2023 menyebut bahwa volume yang dimiliki perusahaan ini adalah USD26 juta. Sama seperti Google, saham Microsoft mengalami penurunan dalam 6 bulan belakangan. Penurunan yang terjadi tercatat hingga 7,55%. Dari grafik yang disajikan di laman Google Finance, titik penurunan paling rendah terjadi pada 3 November 2022 dan 5 Januari 2023.
Apple
Produk kecerdasan buatan yang sangat terkenal dari Apple adalah Siri. Dengan Siri, pengguna gawai Apple mampu mendapatkan berbagai informasi dan respons terkait apa yang sedang dilakukan. Siri diciptakan sangat interaktif dan mampu menampilkan tautan website. Keberadaan Siri tentunya sangat bermanfaat bagi para pengguna Apple.
Perusahaan ini diketahui tidak menginvestasikan apa pun pada perusahaan kecerdasan buatan yang kini tengah ramai dibahas. Dalam sebulan terakhir, pergerakan saham Apple terpantau naik 13,17% dengan volume USD57 juta pada 10 Februari 2023. Namun, pergerakan sahamnya merah atau turun dalam 6 bulan terakhir, di angka 11,17%. Titik terendahnya berada di tanggal 3 dan 5 Januari 2023. Meskipun demikian, pergerakan saham Apple dari Januari hingga 13 Februari 2023 cenderung naik.
Meta
Mark Zuckerberg resmi mengganti nama Facebook menjadi Meta pada Oktober 2021 silam. Adanya pergantian nama itu diakuinya sebagai upaya pemenuhan visi Meta yang bisa memenuhi kebutuhan teknologi dan sosial di masa depan. Di bulan Juli 2022, Meta menciptakan sebuah kecerdasan buatan yang mampu menerjemahkan 200 bahasa secara langsung alias real-time. Bahasa-bahasa yang bisa diterjemahkan umumnya berasal dari negara di Asia dan Afrika. Pergerakan saham Meta dalam satu bulan belakangan ini mengalami kenaikan 32,56%. Pada 10 Februari 2023, volumenya tercatat mencapai USD33 juta. Namun, jika dilihat dalam waktu 6 bulan terakhir, saham Meta mengalami penurunan tipis 0,81%. Data menyebut, titik terendah penurunan sahamnya berada di tanggal 3 November 2022.
Baidu
Bagi sebagian orang, nama Baidu mungkin saja masih kalah tenar jika dibandingkan Google dan Meta. Padahal, Baidu merupakan salah satu raksasa perusahaan layanan web asal China yang didirikan oleh Robin Li pada 18 Januari 2000. Baidu mempunyai produk AI bernama Baidu Brain yang dinilai sangat inovatif. Layanan ini bahkan sudah diakses lebih dari 1 miliar perangkat setiap bulannya. Melansir Reuters, Baidu akan meluncurkan bot menyerupai ChatGPT pada Maret 2023 ini, yang diberi nama Ernie Bot. Pergerakan saham Baidu dalam waktu sebulan terakhir mengalami kenaikan 7,37%.
Pada tanggal 10 Februari 2023, volumenya diketahui berjumlah USD18 juta dan mengalami pertambahan USD4 juta tiga hari setelahnya. Catatan positif juga ditorehkan Baidu dalam 6 bulan terakhir. Beda dengan perusahaan-perusahaan Barat atau Eropa lain, pergerakan saham Baidu terpantau mengalami kenaikan 6,96%, dengan titik kenaikan tertinggi pada 7 Februari 2023.
(SAN)