Technology

Penulis Game of Thrones Cs Ramai-Ramai Gugat OpenAI

Rianita Anggraini/Magang 22/09/2023 16:24 WIB

Para penulis Amerika Serikat (AS) menggugat platform chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) OpenAI di pengadilan federal Manhattan, AS.

Penulis Game of Thrones Cs Ramai-Ramai Gugat OpenAI. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sekelompok penulis Amerika Serikat (AS) menggugat platform chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) OpenAI di pengadilan federal Manhattan, AS.

Beberapa nama penulis terkemuka tersebut adalah John Grisham, Jonathan Franzen, George Saunders, Jodi Picoult dan novelis ‘Game of Thrones’ George R.R. Martin.

Para penulis itu menuduh OpenAI melatih kecerdasan buatannya ChatGPT yang terkenal secara illegal mengendalikan pekerjaan mereka.

Dilansir dari Reuters, usulan gugatan class action yang diajukan oleh Authors Guild pada Selasa (19/3) bergabung dengan beberapa penulis, pemilik kode-sumber (source code), dan seniman visual melawan penyedia AI generatif.

Selain OpenAI yang didukung Microsoft (MSFT.O), tuntutan hukum serupa juga sedang menunggu keputusan terhadap Meta Platforms dan Stability AI atas data yang digunakan untuk melatih sistem AI mereka.

Penulis lain yang terlibat dalam gugatan terbaru ini termasuk penulis ‘The Lincoln Lawyer’ Michael Connelly dan pengacara fiksi David Baldacci dan Scott Turow.

OpenAI dan pemain AI lainnya mengatakan penggunaan data pelatihan yang diambil dari internet memenuhi syarat sebagai penggunaan wajar berdasarkan undang-undang hak cipta AS.

Seorang juru bicara OpenAI mengatakan, pada Rabu (20/3), perusahaannya menghormati hak-hak penulis dan “melakukan percakapan produktif dengan banyak pembuat konten di seluruh dunia, termasuk Authors Guild.”

Penulis “harus memiliki kemampuan untuk mengontrol apakah dan bagaimana karya mereka digunakan oleh AI generatif’ untuk “melestarikan literatur kita,” kata Mary Rasenberger, CEO Authors Guild, dalam sebuah pernyataan.

Gugatan yang diajukan oleh Authors Guild menuntut, kumpulan data yang digunakan untuk melatih model bahasa besar OpenAI untuk merespons permintaan manusia termasuk teks dari buku penulis yang mungkin diambil dari repositori buku "bajakan" online ilegal.

Tuntutan tersebut mengatakan ChatGPT menghasilkan ringkasan akurat dari buku-buku penulis ketika diminta, yang menunjukkan bahwa teks mereka disertakan dalam database-nya.

Pada laporan penulis menyebutkan rasa kekhawatirannya jika nanti posisinya dapat digantikan oleh system seperti chatGPT dan dapat menghasilkan ebook berkualitas rendah. Dalam hal ini penulis juga menyampaikan resiko yang akan terjadi “menghasilkan ebook berkualitas rendah, meniru identitas penulis, dan menggantikan buku yang ditulis manusia.” (ADF)

SHARE