Technology

Uni Eropa Naikkan Pajak hingga 45 Persen untuk Impor Mobil Listrik China

Febrina Ratna 05/10/2024 16:00 WIB

Uni Eropa akhirnya mengenakan pajak besar pada impor mobil listrik dari China. Setelah mayoritas negara di Benua Biru itu mendukung langkah tersebut.

Uni Eropa Naikkan Pajak hingga 45 Persen untuk Impor Mobil Listrik China. (Foto: MNC Media)

IDXChannelUni Eropa (UE) akhirnya mengenakan pajak besar pada impor mobil listrik dari China. Setelah mayoritas negara di Benua Biru itu mendukung langkah tersebut.

Dilansir dari BBC, tarif pajak untuk mobil listrik buatan China bakal naik dari 10 persen menjadi 45 persen selama lima tahun ke depan. Langkah memberlakukan tarif pajak yang tinggi bertujuan untuk melindungi industri mobil Eropa agar tidak dirugikan oleh subsidi negara China yang tidak adil terhadap mobil listrik.

Meski begitu, ada kekhawatiran langkah tersebut dapat menaikkan harga kendaraan listrik (EV) bagi pembeli.

Keputusan tersebut, yang memecah belah negara anggota UE, seperti Perancis dan Jerman, yang telah mengecam tarif tersebut sebagai proteksi bagi industri mereka. Kedua negara tersebut menilai kenaikan tarif dapat memicu perang dagang antara Brussels dan Beijing.

Sejauh ini, UE memberlakukan tarif impor dengan tingkat yang berbeda-beda pada berbagai produsen China pada musim panas, tetapi pemungutan suara hari Jumat (4/10/2024) digelar untuk memutuskan apakah tarif tersebut akan diterapkan selama lima tahun ke depan.

Biaya tersebut dihitung berdasarkan perkiraan berapa banyak bantuan negara China yang diterima setiap produsen setelah penyelidikan UE. Komisi Eropa menetapkan bea masuk individual pada tiga merek kendaraan listrik utama China, yaitu SAIC, BYD, dan Geely.

Sementara itu, anggota UE terbagi dalam hal tarif pajak. Jerman, yang industri manufaktur mobilnya sangat bergantung pada ekspor ke China, menentangnya. Banyak anggota UE yang abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Produsen mobil Jerman telah vokal menentangnya. Seperti Volkswagen yang menyatakan kenaikan tarif merupakan "pendekatan yang salah".

Namun, Prancis, Italia, Belanda, dan Polandia dilaporkan telah mendukung pajak impor. Usulan tarif hanya dapat diblokir jika mayoritas dari 15 anggota memberikan suara menentangnya.

Adapun, China telah mengandalkan produk berteknologi tinggi untuk membantu menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu dan UE merupakan pasar terbesar di luar negeri bagi negara industri mobil listrik tersebut.

Industri mobil listrik China pun telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir dengan merek-mereknya, seperti BYD, telah mulai merambah pasar internasional, yang memicu kekhawatiran dari negara-negara seperti UE bahwa perusahaan-perusahaannya mereka tidak akan mampu bersaing dengan harga yang lebih murah.

Respons China

Asosiasi industri terkemuka Jerman, BDI, meminta Uni Eropa dan China untuk melanjutkan perundingan perdagangan mengenai tarif guna menghindari konflik perdagangan yang meningkat.

Komisi Eropa, yang menyelenggarakan pemungutan suara, mengatakan bahwa UE dan China akan bekerja keras untuk mencari solusi alternatif terhadap pajak impor guna mengatasi apa yang disebutnya sebagai subsidi yang merugikan terhadap kendaraan listrik China.

Kementerian Perdagangan China menyebut keputusan untuk mengenakan tarif "tidak adil" dan "tidak masuk akal", tetapi menambahkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan melalui negosiasi.

Perselisihan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara kelompok industri di luar sektor mobil bahwa mereka dapat menghadapi tarif balasan dari China. Sebuah badan perdagangan untuk industri cognac Perancis mengatakan bahwa otoritas telah meninggalkan mereka.

"Kami tidak mengerti mengapa sektor kami dikorbankan dengan cara ini" ujarnya dilansir dari BBC, Jumat (4/10/2024).

(Febrina Ratna)

SHARE