IDXChannel – Uni Eropa hari ini menyatakan telah memutuskan untuk menerapkan tarif impor yang tinggi terhadap mobil listrik asal China. Keputusan itu diambil Brussels, meski menuai pertentangan dari banyak anggota blok supranasional itu.
Pada Jumat (4/10/2024) ini, Komisi Eropa mengklaim telah menerima cukup dukungan dari para anggota Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 45 persen pada bea masuk kendaraan listrik China. Kendati demikian, blok itu masih akan terus bernegosiasi dengan Beijing untuk mencari solusi atas masalah tersebut.
Komisi Eropa selaku badan eksekutif Uni Eropa sebelumnya mengusulkan bea masuk akhir terhadap kendaraan listrik buatan China selama lima tahun ke depan. Brussels berdalih, kebijakan tersebut dibuat untuk melawan subsidi yang diberikan Pemerintah China kepada para produsen otomotif dalam negerinya. Uni Eropa menilai cara Beijing tersebut menciptakan persaingan yang “tidak adil”.
Menurut sejumlah sumber Uni Eropa mengatakan, setelah dilakukan pemungutan suara pada Jumat ini, 10 anggota blok itu mendukung kebijakan tarif tersebut. Sementara lima anggota memberikan suara menentang, dan 12 lainnya abstain.
Seperti dilansir Euronews, perincian negara yang mendukung itu adalah Bulgaria, Denmark, Estonia, Prancis, Irlandia, Italia, Lithuania, Latvia, Belanda, dan Polandia (45,99 persen dari populasi Uni Eropa). Adapun negara yang abstain yaitu Belgia, Republik Ceko, Yunani, Spanyol, Kroasia, Siprus, Luksemburg, Austria, Portugal, Rumania, Swedia, dan Finlandia. (31,36 persen). Sementara lima negara yang menentang yakni Jerman, Hungaria, Malta, Slovenia dan Slowakia. (22,65 persen).
Sementara itu, diperlukan suara mayoritas anggota Uni Eropa yang memenuhi syarat, yaitu 15 negara—yang mewakili 65 persen populasi Uni Eropa—untuk memblokir usulan tersebut.
Tingginya jumlah suara abstain itu mencerminkan betapa banyaknya negara Eropa yang bimbang untuk melawan China. Mereka khawatir akan ancaman pembalasan dagang yang lebih keras dari Beijing—yang pastinya bakal merugikan mereka sendiri.