Technology

WeWork milik Softbank yang Pernah Jadi Startup Top di AS, Kini Nyatakan Bangkrut

Febrina Ratna 08/11/2023 05:45 WIB

Startup yang didukung oleh SoftBank Group, WeWork, yang pernah menjadi perusahaan rintisan terkemuka di Amerika Serikat (AS) menyatakan bangkrut.

WeWork milik Softbank yang Pernah Jadi Startup Top di AS, Kini Nyatakan Bangkrut. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Startup yang didukung oleh SoftBank Group, WeWork, yang pernah menjadi perusahaan rintisan terkemuka di Amerika Serikat (AS) menyatakan bangkrut pada Senin (6/11/2023).

Perusahaan yang bergerak dalam jasa sewa ruang kantor secara global itu mencari perlindungan kebangkrutan di AS setelah minimnya perusahaan-perusahaan yang menggunakan ruang berbagi kantor.

Langkah ini mewakili pengakuan SoftBank , grup teknologi Jepang yang memiliki sekitar 60% saham WeWork (WE.N) dan telah menginvestasikan miliaran dolar dalam penyelesaiannya. Perusahaan investasi tersebut menyatakan WeWork tidak dapat bertahan kecuali mereka menegosiasikan ulang sewa yang mahal.

Juru bicara WeWork mengatakan sekitar 92% pemberi pinjaman perusahaan telah setuju untuk mengubah utang terjamin mereka menjadi ekuitas berdasarkan perjanjian dukungan restrukturisasi, sehingga menghapus utang sekitar USD3 miliar.

Perusahaan tersebut, yang juga bermaksud untuk mengajukan proses pengakuan kebangkrutan di Kanada, mengatakan bahwa mereka berharap memiliki likuiditas keuangan untuk melanjutkan bisnis secara normal dan bahwa lokasinya di luar AS dan Kanada, serta pewaralabanya di seluruh dunia, tidak terpengaruh oleh hal ini.

Hingga akhir Juni, WeWork memiliki ruang kantor yang tersedia di 777 lokasi di seluruh dunia. SoftBank mengatakan pihaknya yakin perjanjian dukungan restrukturisasi WeWork merupakan tindakan yang tepat bagi perusahaan untuk mengatur ulang bisnisnya dan keluar dari proses Bab 11.

“SoftBank akan terus bertindak demi kepentingan jangka panjang terbaik para investor kami,” kata perusahaan Jepang itu dalam sebuah pernyataan.

Saham WeWork sepanjang tahun ini telah jatuh sekitar 98,5%.

(FRI)

SHARE